Mudah Emosi Harus Waspada, Penelitian Terbaru! Marah Ternyata Meningkatkan Resiko Serangan Jantung

- 7 Mei 2024, 10:15 WIB
Penelitian terbaru Marah dapat meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
Penelitian terbaru Marah dapat meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke ///Pixabay/ Engin_Akyurt

JURNAL NGAWI - Emosi yang mudah tersulut, suka marah-marah yang berlebih ternyata meningkatkan resiko serangan jantung hingga stroke. Dibandingkan rasa sedih, dan cemas, penelitian terbaru membuktikan marah lebih signifikan dalam meningkatka resiko infark miokard (serangan jantung).

American Heart Association telah membagikan sebuah penelitian yang menemukan betapa luar biasa reaksi temperamental dapat memengaruhi risiko jantung dan bahkan mungkin harapan hidup.

Pada 1 Mei 2024 telah diterbitkan Journal of American Heart Association dan dilakukan oleh tim yang terdiri dari 11 dokter dan peneliti medis di Columbia University Irving Medical Center di New York. Penelitian ini bertujuan untuk menilai perubahan fisiologis real-time yang terkait dengan emosi negatif, seperti kemarahan, kesedihan, dan kecemasan. Tujuan mereka adalah untuk memahami bagaimana perubahan detak jantung dan aliran darah selama keadaan emosional dapat mempengaruhi risiko serangan jantung dan stroke.

Untuk penelitian ini, para peneliti mendaftarkan 280 orang dewasa sehat dengan usia rata-rata 26 tahun. Mereka diundang ke laboratorium untuk dinilai perubahan fisiologisnya selama simulasi skenario emosi negatif.

Para peserta menjalani beberapa tes dasar untuk tekanan darah dan kesehatan jantung. Mereka kemudian dihubungkan dengan pemantauan tekanan darah berkelanjutan, kateter intravena untuk menilai kontraksi dan pelepasan pembuluh darah (yang merupakan metrik kardiovaskular yang menandakan respons stres fisiologis), dan oksimeter denyut yang dikenakan di jari untuk mengukur kadar oksigen darah.

Baca Juga: Obat Diabetes Sampai Jantung, Manfaat Daun Jambu Biji untuk Kesehatan Tubuh Banyak Banget

Di awal tes, peserta duduk di ruangan yang tenang selama 30 menit tanpa telepon genggam atau rangsangan. Masing-masing, kata para peneliti, “secara acak ditugaskan untuk melakukan salah satu dari empat tugas emosional selama delapan menit: mengingat kenangan pribadi yang membuat mereka marah; mengingat kembali kenangan pribadi akan kecemasan; membaca serangkaian kalimat menyedihkan yang membangkitkan kesedihan; atau berulang kali menghitung sampai 100 untuk menghasilkan keadaan emosional yang netral.”

Metrik medis para peserta dinilai pada tiga menit setelah tugas; lalu 40 menit, 70 menit, dan 100 menit sesudahnya.

Dalam siaran persnya, para peneliti menyampaikan kesimpulan utama mereka:

Halaman:

Editor: Zayyin Multazam Sukri


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah