Penyakit Diabetes Tipe 2 Bisa Menurun ke Anak Secara Genetis

- 17 Maret 2022, 12:51 WIB
Penyakit Diabetes Tipe 2 Bisa Menurun ke Anak Secara Genetis
Penyakit Diabetes Tipe 2 Bisa Menurun ke Anak Secara Genetis /Jurnal Ngawi /Gambar pixabay

JURNAL NGAWI - Diabetes Tipe 2 dikenal sebagai penyakit yang disebabkan oleh pola makan tidak sehat dan kelebihan berat badan. Dalam penelitian ilmuwan Jerman, menemukan penyakit Diabetes Tipe 2 bisa diwariskan secara genetis.

Seperti sebuah epidemi: hampir sepuluh persen penduduk dunia mengidap diabetes tipe 2. Tendensinya, meningkat makin cepat. Kegemukan dan faktor genetis memainkan peran penting. Namun, para ilmuwan menduga ada lebih banyak faktor pemicu kenaikan kasusnya.

Di Helmholtz Zentrum, München, para peneliti melacak teka-teki ini. Untuk itu, mereka membutuhkan percobaan di mana mereka dapat mengendalikan kondisi lingkungannya. Tikus sangat cocok untuk penelitian semacam itu. Metabolismenya berfungsi mirip seperti pada manusia.

Pada penelitian melalui tikus percobaan, tikus kurus dan gemuk, yang mengembangkan jenis penyakit seperti manusia. Termasuk diabetes. Sebagaimana kembar identik, tikus ini semua memiliki gen yang sama. Jika kondisinya berbeda, berarti penyebabnya bukan terletak pada genomnya.

Para peneliti memberi makan tikus dengan diet kaya kalori selama enam minggu. Sebagai dampak pola makan yang salah, tikus menjadi tambun dan mengembangkan gejala diabetes - mirip seperti manusia. Ada dugaan: tikus bisa mewariskan karakteristik ini pada keturunannya.

Pewarisan penyakit secara genetis

Pewarisannya hanya bisa lewat sel telur dan sperma. Untuk menyingkirkan pengaruh lainnya dari tikus induk tambun, peneliti hanya mengambil sperma dan sel telur untuk inseminasi buatan.

24 jam kemudian telur yang telah dibuahi berkembang jadi embrio tikus. Para peneliti menaruhnya pada rahim ibu pengganti.

Ibu tikus yang dititipi embrio ini sehat dan langsing. Tak hanya melahirkannya, induk titipan ini juga merawat anak-anak tikus. Induk tikus tambun tidak lagi memainkan peranan pada anak-anaknya. Jadi mereka tidak bisa menjadi panutan pola makan yang buruk.

Johannes Beckers, peneliti dibetes mengatakan: "Kami dapat mengesampingkan, bahwa kontak sosial dengan orang tua, efek rahim atau bahkan selama proses menyusui, memainkan peranan. Kami dapat menyingkirkan kemungkinan bahwa, bakteri usus ditularkan dari satu generasi ke berikutnya. Artinya semua perubahan yang kami amati dari generasi anak tikus ini, hanya berkaitan dengan informasi yang ada di sel germinalnya."

Halaman:

Editor: Anwar Thohir

Sumber: Kemkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah