JURNAL NGAWI - Data sementara Pusat Pengendalian Operasi (PUSDALOPS) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu 15 Januari 2022 pukul 17.30 WIB, sebanyak 1.378 unit rumah gempa gempa bumi M 6,6 di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan, tercatat 278 unit rumah mengalami kerusakan berat, 323 unit rumah rusak sedang dan 777 unit rumah rusak ringan.
"Pada kesempatan ini, Kepala BNPB meninjau langsung ke beberapa lokasi yang terdapat kerusakan bangunan akibat gempa," kata Muhari dalam keterangan yang diterima InfoPublik, Sabtu 15 Januari 2022
Baca Juga: Dua Kecamatan di Pandeglang Alami Kerusakan Sebab Gempa Banten
Adapun daerah yang paling terkena dampak gempa bumi adalah Kab. Pandeglang dengan 262 unit rumah rusak berat, 289 unit rumah rusak sedang dan 663 unit rumah rusak ringan.
Kemudian Kabupaten Lebak dengan 16 unit rumah rusak berat, 13 unit rumah rusak sedang dan 108 unit rumah rusak ringan. Serta Kabupaten Serang terdapat 10 unit rumah rusak sedang.
Selain provinsi Banten, guncangan juga menyebabkan beberapa rumah di Provinsi Jawa Barat mengalami kerusakan.
Baca Juga: Gempa Pandeglang Banten, Sejumlah Rumah, dan Sekolah Rusak Parah
Untuk di Kabupaten Sukabumi tercatat 3 unit rumah rusak sedang dan 6 unit rumah rusak ringan. Sementara itu terdapat 8 unit rumah rusak ringan di Kabupaten Bogor.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta pendataan dampak gempa bumi magnitudo 6,6 mulai kerusakan bangunan, jumlah penduduk pembangunan, kebutuhan dasar warga agar segera diselesaikan dan dimutakhirkan dengan baik, agar penanganan darurat dapat dilakukan secara maksimal dan maksimal tepat sasaran.
Baca Juga: Breakingnews, Gempa Magnitudo 6,7 Goncang Banten, Jakarta, Bandung, Terasa Hingga Lampung
Hal itu disampaikan Suharyanto dalam rapat koordinasi percepatan penanganan gempabumi M 6,6 Banten di Pendopo Kantor Bupati Pandeglang, Banten, Sabtu 15 Januari 2022.
“Segera dari pemeritah daerah mohon terus melaksanakan pendataan lebih lanjut. Apakah dari ribuan rumah ini ada yang belum terlaporkan, kemudian adanya yang luka berat luka ringan ini masih ada atau tidak”, jelas Suharyanto.
Lebih lanjut, Kepala BNPB juga meminta agar posko darurat bencana segera dibentuk. Melalui posko itu, diharapkan seluruh kegiatan terkait penanganan darurat dapat dilakukan dan dievaluasi setiap hari selama masa tanggap darurat.
Baca Juga: Info Gampa Bumi: Kejadian Gempa di Barat Laut Maluku Barat Daya Dirasakan Sampai Darwin Australia
Di samping itu, Suharyanto, bahwa masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam upaya penanganan darurat.
“Terutama segera dirikan posko. Nanti kami akan dampingi terus dari BNPB,” kata Suharyanto.
“Posko saya minta setiap hari melaksanakan kegiatan evaluasi. Tujuan utamanya adalah keselamatan masyarakat,” tambahnya.***