JURNAL NGAWI - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bersama cucunya, Jan Ethes Srinarendra dan La Lembah Manah, mengunjungi Candi Borobudur.
Kunjungan ini dilengkapi dengan penggunaan sandal khusus Upanat, yang merupakan inovasi untuk melindungi struktur bersejarah candi.
Kunjungan Presiden dimulai dari sisi barat Candi Borobudur, menelusuri lorong pertama. Di sisi timur, Presiden Jokowi melanjutkan penelusuran lorong pertama sementara putranya, Gibran Rakabuming Raka, dan rombongan naik langsung ke lantai sembilan candi.
Saat berada di halaman candi, Presiden Jokowi dan Gibran dengan ramah melayani masyarakat yang antusias ingin berfoto bersama mereka.
Hari Setyawan, staf Museum dan Cagar Budaya unit Warisan Dunia Borobudur yang memandu kunjungan tersebut, menjelaskan berbagai upaya pelestarian yang tengah dilakukan di Candi Borobudur.
- Baca Juga: Candi Borobudur Bukan Salah Satu dari Tujuh Keajaiban Dunia, Namun Tetap Megah dalam Sejarah dan Budaya
- Baca Juga: Content Creator Minecraft Ini Raih Hadiah Gratis Akses Seumur Hidup ke Candi Borobudur
Salah satunya adalah pembatasan jumlah pengunjung yang dapat naik ke struktur candi dan penggunaan sandal khusus Upanat. Sandal ini diproduksi oleh masyarakat sekitar, sehingga selain melindungi candi dari keausan, juga membantu menggerakkan ekonomi lokal.
"Penggunaan sandal khusus Upanat selain untuk menjaga keausan batu Candi Borobudur, ini juga menjadi salah satu penggerak ekonomi masyarakat di sekitar Candi Borobudur," terang Hari Setyawan.
Hari juga menyampaikan bahwa Presiden Jokowi mendukung penuh pembatasan jumlah pengunjung yang naik ke struktur candi sebagai bagian dari upaya pelestarian.
Selain itu, cucu Presiden, Jan Ethes Srinarendra dan La Lembah Manah, banyak mendengarkan cerita-cerita tentang relief binatang yang ada di Candi Borobudur, seperti kisah jataka yang sarat dengan nilai-nilai budi pekerti.
Kunjungan ini tidak hanya menunjukkan perhatian Presiden terhadap warisan budaya bangsa, tetapi juga menekankan pentingnya pelestarian situs-situs bersejarah melalui langkah-langkah konkret seperti pembatasan pengunjung dan inovasi penggunaan sandal khusus.
Dengan demikian, warisan agung Candi Borobudur dapat dinikmati oleh generasi mendatang.***