Network
JURNAL NGAWI — PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) mengumumkan penerapan sistem keamanan The International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code secara menyeluruh dalam operasionalnya.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk menjaga keamanan seluruh aktivitas di lingkungan kerja, baik bagi pekerja maupun pelanggan yang menggunakan jasanya untuk bisnis kargo dan petikemas.
Direktur Utama TPS, Wahyu Widodo, menjelaskan bahwa ISPS Code telah diterapkan sejak tahun 2004 dan terus ditingkatkan penerapannya sebagai bagian dari program kerja perusahaan.
- Baca Juga: KPU Kota Surabaya 2024-2029 Di Dominasi Petahana, Tiga di Antaranya Lanjutkan Tugas Bersama Dua Anggota Baru
- Baca Juga: Pemkot Surabaya Gelontorkan Anggaran Rp500 Miliar per Tahun untuk Program Berobat Gratis
"Kami berupaya menciptakan lingkungan yang aman di mana aktivitas kapal dan fasilitas terminal terlindungi dari ancaman yang mungkin mengganggu," ujar Wahyu dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Wahyu, ISPS Code bukan sekadar standar kerangka kerja, tetapi juga merupakan pedoman konsisten dalam menilai risiko serta memberikan respons yang tepat terhadap berbagai kondisi, terutama ketika terjadi potensi ancaman keamanan di terminal atau di sekitar pelabuhan.
Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah penyelenggaraan latihan rutin ISPS Code dengan melibatkan berbagai pihak seperti Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Kasat Pol Air, KSOP Utama Tanjung Perak, dan seluruh jajaran petugas pengamanan.
Mitra di area dermaga juga turut serta dalam upaya menjaga keamanan, dibantu oleh Vice President (VP) Keamanan TPS yang bertugas sebagai Port Facility Security Officer (PFSO).
"Dalam praktiknya, petugas keamanan di TPS memiliki kewenangan untuk menentukan tingkat keamanan wilayah dan mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan prinsip-prinsip ISPS Code," tambahnya.
Selain menjalankan evaluasi risiko secara berkala, TPS juga aktif dalam mengidentifikasi potensi kerentanan serta mengelola risiko dengan proaktif.
