Teks Khutbah Jumat Tema Sambut Hari Raya Idul Adha Bahasa Indonesia Singkat

- 5 Juli 2022, 09:45 WIB
Berikut ini khutbah Jumat dengan tema menyambut Hari Raya Idul Adha
Berikut ini khutbah Jumat dengan tema menyambut Hari Raya Idul Adha /./Pexels.com/Rayn L

JURNAL NGAWI - Berikut adalah teks khutbah Jumat menggunakan Bahasa Indonesia singkat dengan tema menyambu Hari Raya Idul Adha.

Hari Raya Idul Adha 1443 H atau tahun 2022 Masehi jatuh pada hari Minggu 10 Juli 2022 sesuai ketetapan Pemerintah Republik Indonesia.

Sedangkan disini adalah teks khutbah Jumat yang bisa digunakan para khotib Jumat untuk memberikan khutbahnya.

Seperti dilansir dari nuponorogo, inilah teks lengkap khutbah Jumat dengan tema Sambu Hari Raya Idul Adha.

Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Hari Raya Idul Adha di Indonesia dengan Arab Saudi Berbeda 1 Hari

iduBaca Juga: Bacaan Niat Sholat Idul Adha Arab dan Latin, Lengkap Tata Cara Sholat Id

Baca Juga: Bacaan Bilal Sholat Idul Adha Lengkap Tata Cara dan Urutan

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الِلّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ للّٰه الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰه. اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الِلّٰهِ، أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وقَالَ تَعالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللّٰهُ العَظِيمُ

Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah…

Mari kita salalu meningkatkan Taqwa kepada Allah dengan cara melaksanakan perintah-perinttahNYA den menjauhi segala larangan-laranganNYA karena dengan Taqwa kita akan menjadi manusia yang beruntung baik di dunia maupun di akhirat dan jangan sampai kita kelak meninggal dunia kecuali dalam kondisi sebagai Muttaqin.

Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah…

Perlu diketahui bahwa saat ini kita masih berada di salah satu bulan yang mulia, bulan nan agung yaitu bulan Dzul Hijjah. Bulan dZul Hijjah ini merupakan salah satu dari empat bulan yang dimuliakan oleh Allah, dan Allah menyebutnya dengan istilah Asyhurul Hurum atau bulan-bulan yang dimuliakan. Maksud dari bulan yang dimuliakan adalah Allah memberi keistimewaan-keistimewaan pada bulan-bulan tersebut dimana keistimewaan-keistimewaan tersebut tidak diberikan kepada bulan-bulan selainnya.

Diterangkan dalam kitab Nuzhatul Majalis karya dari syekh Abdurrohman bin ‘Abdissalam bin ‘Abdirrohman bin ‘Ustman al-Syafi’I bahwa bulan Dzul Hijjah dimuliakan oleh Allah karena di dalam bulan Dzul Hijjah terdapat syariat puasa sunnah ‘Arofah. Dalam bulan Dzul Hijjah, Allah memulyakan empat nabiNYA, yaitu pertama Allah menerima taubat Nabi Adam AS; kedua, Allah berkenan berkomunikasi secara langsung dengan Nabi Musa AS di gunung Tursina; ketiga, Allah memulyakan Nabi Muhammad SAW dengan cara menyempurnakan rukun Islam kelima berupa ibadah Haji; dan terakhir adalah Nabi Ibrahim ketika menyembelih putranya yakni nabi Islmail, Allah menggantikan nabi Islmail dengan Domba qurban dari Habil putra nabi Adam AS.

Berkenaan dengan keistimewaan bulan Dzul Hijjah, masih dalam kitab Nuzhatul Majalis terdapat keterangan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad dawuh:

“مَنْ صَامَ يَوْمَ التَّرْوِيَةِ أَعْطَاهُ اللّهُ ثَوَابَ أَيُّوبَ عَلَيْهِ السَّلامُ عَلَى بَلاَئِهِ, وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ أَعْطَاهُ اللَّهُ ثَوَابًا مِثْلَ ثَوابِ عِيْسَى عَلَيْهَ السَّلامُ

Artinya: “Barang siapa puasa hari Tarwiyah maka Allah memberinya pahala sebagaimana pahala yang diberikan Allah kepada nabi Ayub AS atas cobaan yang diberikan kepadanya. Dan barang siapa puasa hari ‘Arofah maka Allah memberinya pahala sebagaimana pahala yang diberikan kepada nabi ‘Isa AS”.

Sebagaimana dinyatakan oleh Imam al-Rozi bahwa tanggal 8 Dzul Hijjah disebut Tarwiyah sedangkan tanggal 9 Dzul Hijjah disebut ‘Arofah. Untuk itu, berkenaan dengan kemuliaan kedua hari tersebut, masih mengutip keterangan dari kitab Nuzhatul Majalis terdapat riwayat sebagai berikut:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهَا: عَنِ النَّبيِّ صلّى اللّه عليه وسلّم قال: “إنَّ فِي الجَنّةِ قُصُورًا مِنْ دُرٍّ وَيَاقُوْتٍ وزَبَرْجِدٍ وَذَهَبٍ وَفِضَّةٍ ” قُلْتُ : يَارَسُولَ اللّهِ لِمَنْ هِيَ؟ قَالَ : ” لِمَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ, يَاعَائِشَةَ: مَنْ أَصْبَحَ صَائِمًا يَوْمَ عَرَفَةَ فَتَحَ اللّهُ عَلَيْهِ ثَلاثِيْنَ بَابًا مِنَ الخَيْرِ وَأغْلَقَ عَنْهُ ثَلاثِينَ بَابًا مِنَ الشَّرِّ, فَإِذَا أَفْطَرَ وَشَرِبَ اْلمَاءَ اسْتَغْفَرَ لَهُ كُلُّ عِرْقٍ فِي جَسَدِهِ”.

Artinya: “diceritakan oleh sayidah ‘Aisyah dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW, dawuh: “Sesungguhnya di dalam surga terdapat Istana-istana yang terbuat dari Mutiara, dari Yaqut, dari Intan berlian, dari Zabarjad, emas dan perak”. Kemudian aku bertanya kepada Nabi: “Ya Rasulallah, untuk siapa istana-istana tersebut?” Nabi menjawab: “Bagi orang-orang yang puasa ‘Arofah. Wahai ‘Aisyah, barang siapa puasa hari ‘Arofah maka Allah akan membukakan untuknya 30 pintu kebaikan, ditutup untuknya 30 pintu keburukan dan ketika dia berbuka puasa kemudian ia minum seteguk air maka semua keringat yang ada dalam tubuhnya akan memintakan ampun untuknya”.

Terdapat keterangan lagi perihal keutamaan hari ‘Arofah, sebuah riwayat sebagaimana berikut:

وعَنِ الفَضَلِ ابْنِ اْلعَبَّاسِ رضي اللّه عنه عَنِ النبيِّ صلّى اللّه عليه وسلّم قال: ” مَنْ حَفِظَ لِسَانَهُ وَسَمْعَهُ وَبَصَرَهُ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَلَهُ إِلَى عَرَفَةَ”.

Artinya: diceritakan daari sahabat Fadlol ibnil ‘Abbas RA, dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW dawuh: “Barang siapa menjaga lisannya, pendengarannya dan penglihatannya pada hari ‘Arofah maka dosa-dosanya diampuni sampai hari ‘Arofah yang akan datang.

Berpijak pada dawuh hadits tersebut dan dalam rangka meraih keutamaan-keutamaan sebagaimana keterangan di atas, mari mulai saat ini juga, terlebih pada hari ‘Arofah yang akan datang, kita berusaha menjaga lisan, menjaga telinga dan menjaga mata jangan sampai lisan, mata dan telinga ini, terbiasa digunakan untuk hal-hal yang tidak baik, hal-hal yang mengakibatkan dosa sehingga menyebabkan murka Allah. Jangan sampai lisan ini berkata tidak jujur, berbohong dan menipu orang. Demikian pula, Jangan sampai lisan dan telingan ini terbiasa digunakan untuk menggunjing aib orang, kesalahan-kesalahan orang dan membincang keburukan-keburukan orang, itu jangan sampai karena hal-hal tersebut masuk dalam ranah مَعْصِيَةُ الِّلسَانْ وَالْأُذُنْ atau maksiatnya lisan dan telinga. Demikian pula dengan mata ini, jangan sampai digunakan untuk melihat dan menonton hal-hal yang tidak diperkenankan oleh agama karena hal itu merupakan مَعْصِيَةُ اْلعَيْنِ atau maksiat mata.

Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah….

Pada dasarnya kemuliaan bulan Dzul Hijjah selain karena terdapat hari Tarwiyah dan hari ‘Arofah, kemuliaan Dzul Hijjah disebabkan karena tanggal 10 Dzul Hijjah merupakan Hari Raya umat Islam di seluruh dunia yang disebut dengan hari raya ‘Idul Adha atau hari raya Qurban. Pada hari raya ini, sebagaimana banyak diterangkan dalam kitab-kitab hadits, banyak sekali amaliah-amaliah yang bila dikerjakan maka akan mendapat balasan dari Allah tidak sebagaimana mestinya, karena amaliah-amaliah tersebut pahalanya akan dilipat gandakan. Salah satu dari sekian banyak amaliah tersebut adalah ibadah Qurban atau ibadah berupa menyembelih hewan Qurban. Ibadah ini sebagaimana riwayat hadits merupakan ibaddah yang paling dicintai Allah pada saat hari raya Idul Adha. Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi bahwa:

مَا عَمِلَ أَدَمِيٌ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلىَ اللّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأتِي يَوْمَ اْلقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأنَّ الدّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ اْلأَرْضِ فَطِيْبُوا بِهَا نَفْسًا

Artinya: “Tidak ada amal/pekerjaan di hari raya Qurban (Idul Adha) yang lebih dicintai Allah dari pada mengalirkan darah yakni menyembelih hewan qurban. Sesungguhnya, kelak di hari qiyamat hewan qurban tersebut akan datang lengkap dengan tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya, pahala Qurban itu, telah sampai pada Allah sebelum darah dari qurban yang disembelih itu menetes di tanah. Oleh karenanya, ikhlaskan hatimu”. (HR. Imam Turmudzi).

Berkenaan dengan keutamaan ibadah Qurban, sebagaimana didawuhkan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jailani di dalam kitab karyanya الغنية (al-Ghunyah) bahwa: “Nabi Daud bertanya kepada Allah, “Wahai Allah, apa pembalasan umat nabi Muhammad yang mau berQurban?” kemudian Allah menjawab:

ثَوَابُهُ أَنْ أُعْطِيَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ عَلىَ جَسَدِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ وَأَمْحُوْ عَنْهُ عَشْرَ سَيِّئَاتٍ وَأَرْفَعُ لَهُ عَشْرَ دَرَجَاتٍ أَمَا عَلِمْتَ يَا دَاوُدُ أَنَّ الضَّحَايَا هِيَ اْلمَطَايَا وَأنَّ الضَّحَايَا تَمْحُوْ اْلخَطَايَا

Artinya: “Balasannya adalah, pada tiap-tiap bulu dari hewan qurbannya, AKU beri dia 10 kebaikan, aku hapus 10 dosa-dosanya dan aku angkat dia dengan 10 derajat. Ketahuilah wahai engkau nabi Daud, bahwa: أَنَّ الضَّحَايَا هِيَ اْلمَطَايَا وَأنَّ الضَّحَايَا تَمْحُوْ اْلخَطَايَا “Sesungguhnya, hewan qurban itu adalah Kendaraan dan sesungguhnya hewan qurban itu adalah penghapus kesalahan-kesalahan”.

Jamaah jum’ah yang dirahmati Allah…

Sebagaimana keterangan-keterangat tersebut, baik yang berkenaan dengan puasa hari Tarwiyah maupun puasa hari ‘Arofah, dan keutamaan-keutamaan ibadah Qurban, mulai saat ini juga mari kita ‘Azam, mari kita berniat dalam hati melaksanakan amaliah-amaliah tersebut dengan sekuat tenaga. Bagi yang telah mampu berqurban, monggo berqurban baik dengan kambing, domba maupun sapi karena ibadah Qurban hukumnya Sunnah Muakkad, artinya adalah sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Bahkan, menurut madzhab Hanafi, diterangkan dalam kitab al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah karya syekh al-Jaziri bahwa “Tidak berqurban bagi orang-orang yang semestinya mampu berqurban menyebabkan terhalang dari syafaat Kanjeng Nabi Muhammad SAW”.

أَعُوذُ بالله من الشيطان الرجيم فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَاهُ ومَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَاهُ وقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَأرْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ، وَنَعُوذُ بِالِلّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ اِلَّاللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَ بَعْدَهُ. اَللّٰهُـمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ الِلّٰهِ! اِتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

قَالَ اللّٰهُ تَعاَلَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِالِلّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسۡمِ ٱلِلّٰهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيْمِ. إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُـمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُـمَّ اِنَّانَسْأَلُكَ سَلَامَةًفِى الدِّيْنِ، وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةَ قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَالْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَالْمَوْتِ، اَللّٰهُـمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِيْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ. اَللّٰهُـمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَالِلّٰهِ ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ الِلّٰهِ اَكْبَرْ.

Baca Juga: Ini Amalan Agar Anak Cerdas Mudah Menghafal dan Punya Ingatan yang Kuat

Demikian teks khutbah Jumat untuk menyambut Hari Raya Idul Adha.***

Editor: Zayyin Multazam Sukri

Sumber: NU Ponorogo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah