Network
JURNAL NGAWI - Puasa Syawal, yang dilakukan selama enam hari berturut-turut setelah Idul Fitri, bukan hanya memiliki manfaat spiritual, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesehatan tubuh, menurut penjelasan dari spesialis gizi klinis.
Dr. Gaga Irawan Nugraha, SpGK, M.Gizi, menjelaskan bahwa puasa Syawal bisa menjadi alternatif bagi mereka yang ingin menjaga keseimbangan tubuh setelah serangkaian festivitas makanan selama bulan Ramadan dan Idul Fitri.
"Puasa Syawal membantu mengontrol peningkatan kolesterol dan berat badan yang seringkali terjadi setelah liburan Lebaran," ungkapnya dalam wawancara dengan detikcom.
Lebaran seringkali menjadi momen di mana banyak orang merayakannya dengan makanan berlemak dan manis dalam jumlah yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dan berat badan secara signifikan.
Baca Juga: Hukum Sikat Gigi Saat Puasa: Berikut Penjelasan Hukumnya ?
Oleh karena itu, puasa Syawal, terutama puasa pada 1 Syawal (nyawalan), disarankan sebagai upaya untuk mencegah dampak negatif tersebut.
"Melalui nyawalan ini, kita dapat mengendalikan peningkatan berat badan dan kolesterol yang biasanya terjadi setelah periode makan berlebihan," tambah dr. Gaga.
Bagi yang mungkin tidak mampu menjalankan puasa Syawal, dr. Gaga menyarankan untuk tetap menjaga pola makan yang sehat dan seimbang. Salah satunya adalah dengan meningkatkan konsumsi buah-buahan sebagai camilan yang sehat, serta menghindari konsumsi camilan khas Lebaran yang tinggi lemak dan gula setidaknya selama dua hari setelah Idul Fitri.
Puasa Syawal, dengan manfaatnya yang tidak hanya spiritual tetapi juga medis, menawarkan kesempatan bagi umat Muslim untuk menjaga kesehatan tubuh mereka setelah melewati bulan Ramadan yang penuh berkah.***
