Keberangkatan Jemaah Haji Indonesia Tahun 2024 Berakhir: Catatkan Rekor Baru dalam Serapan Kuota

12 Juni 2024, 12:46 WIB
Selama kunjungan tersebut, Pj. Bupati dan Pj. Ketua TP. PKK memeriksa kondisi jamaah haji dan memastikan bahwa seluruh rangkaian ibadah /

JURNAL NGAWI - Tahap keberangkatan jemaah haji Indonesia telah resmi berakhir hari ini, dengan kedatangan 333 jemaah kelompok terbang 106 Embarkasi Surabaya (SUB-106) di Makkah Al-Mukarramah.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag), dari total 213.320 kuota haji reguler Indonesia, sebanyak 213.275 jemaah telah diberangkatkan ke Tanah Suci.

Tahun ini, kuota haji Indonesia mencapai 241.000 jemaah, terdiri dari 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus. Jumlah ini merupakan kuota haji terbanyak dalam sejarah penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyambut kedatangan jemaah haji kelompok terbang (kloter) SUB-106 dari Embarkasi Surabaya di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Selasa, 11 Juni 2024.* - Eri Mulyani/"PR"

“Jumlah 213.320 adalah kuota terbanyak dalam sejarah haji Indonesia. Sampai penutupan keberangkatan, sebanyak 213.275 telah diberangkatkan ke Tanah Suci. Ada 45 jemaah yang visanya sudah terbit, namun akhirnya batal berangkat karena beragam alasan. Sementara proses pemvisaan sudah ditutup sehingga sudah tidak dimungkinkan lagi dilakukan penggantian,” tegas Anna Hasbie di Makkah, Selasa (11/6/2024).

“Sisa 45 jemaah ini angka terkecil dalam konteks serapan kuota haji. Jadi, haji 2024 itu terbanyak dalam kuota, tertinggi dalam serapan kuota. Angka serapan kuotanya mencapai 99,98%,” tambah Anna.

Berikut data kuota jemaah haji reguler yang tiba di Arab Saudi dalam 8 tahun terakhir:

  • 2015: kuota 155.200, sisa 744 (0,48%)
  • 2016: kuota 155.200, sisa 759 (0,49%)
  • 2017: kuota 204.000, sisa 935 (0,46%)
  • 2018: kuota 204.000, sisa 649 (0,32%)
  • 2019: kuota 214.000, sisa 1.268 (0,59%)
  • 2022: kuota 92.825, sisa 157 (0,17%)
  • 2023: kuota 210.680, sisa 898 (0,43%)
  • 2024: kuota 213.320, sisa 45 (0,02%)

“Sampai hari ini, tercatat ada 84 jemaah yang wafat di Arab Saudi, baik di Jeddah, Madinah, maupun Makkah,” sebut Anna.

“Seluruh jemaah haji Indonesia saat ini sudah berada di Makkah Al-Mukarramah. Mereka tengah bersiap untuk menyambut rangkaian puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Armuzna. Jemaah akan mulai diberangkatkan dari hotel ke Arafah pada 14 Juni 2024,” lanjutnya.

Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Kementerian Agama, Saiful Mujab, menambahkan bahwa Kementerian Agama sejak awal terus berupaya mengoptimalkan serapan kuota haji.

Salah satu pendekatannya adalah mempercepat proses pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) dan membuka pelunasan bagi jemaah dengan status cadangan.

Pelunasan biaya haji bagi jemaah reguler dibuka dalam dua tahap. Tahap pertama dibuka sejak 10 Januari sampai 12 Februari 2024, kemudian diperpanjang hingga 23 Februari 2024.

Tahap kedua dibuka dari 13 – 26 Maret 2024. Pada 5 April 2024, terdapat 196.272 kuota yang terlunasi, terdiri dari 194.285 jemaah haji reguler, 1.484 Petugas Haji Daerah (PHD), dan 503 pembimbing ibadah pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU).

Sebanyak 26.689 jemaah juga sudah melunasi dengan status cadangan, melebihi sisa kuota yang ada.

Upaya lain untuk memaksimalkan serapan kuota adalah mempercepat proses pemvisaan. Hingga penutupan proses pemvisaan pada 7 Juni 2024, tercatat ada 215.535 visa yang telah diterbitkan, melebihi kuota jemaah haji reguler.

Proses pemvisaan ini mencakup jemaah yang batal berangkat digantikan oleh jemaah cadangan selama waktu masih memungkinkan dan proses pemvisaan belum ditutup.

"Ada sisa 45 kuota karena secara waktu, saat info pembatalan keberangkatan jemaah yang bersangkutan disampaikan, sudah tidak mungkin lagi dilakukan proses pemvisaan bagi jemaah yang akan menggantikan karena sudah ditutup," jelas Saiful Mujab.

"Ada beragam alasan pembatalan keberangkatan, mulai dari wafat, hamil, dan mayoritas adalah sakit. Sebagian besar dari mereka bahkan sudah di asrama haji, saat dilakukan pemeriksaan akhir ternyata kondisinya sedang sakit dan dinyatakan tidak layak terbang. Keberangkatan mereka tertunda hingga musim haji mendatang,” tandasnya.***

Editor: Hafidz Muhammad Reza

Tags

Terkini

Terpopuler