Mbah Hardjo, Jemaah Haji Tertua di Indonesia Asal Ponorogo, Tiba di Tanah Air

29 Juni 2024, 08:05 WIB
Mbah Hardjo, jemaah haji tertua di Indonesia, tiba dengan selamat di tanah air pada Jumat (28/6/2024) /Humas kemenag/Jurnal ngawi

JURNAL NGAWI - Kabar menggembirakan datang dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya. Mbah Hardjo, jemaah haji tertua di Indonesia, tiba dengan selamat di tanah air pada Jumat (28/6/2024). Mbah Hardjo, yang berusia hampir 110 tahun, tergabung dalam kloter 19 asal Ponorogo.

Kedatangan Mbah Hardjo di asrama haji disambut dengan sukacita. Dalam kondisi sehat walafiat, Mbah Hardjo didampingi oleh putranya, Sirmad, yang setia menemani selama menjalani rangkaian ibadah haji tahun ini.

Menurut Sirmad, meskipun usianya sudah sangat lanjut, Mbah Hardjo mampu melaksanakan hampir seluruh rangkaian ibadah haji sendiri, baik yang sunnah maupun yang wajib. "Untuk melontar jumroh, saya yang membadalkan, lainnya Mbah Hardjo melakukan sendiri," ujar Sirmad.

Dalam pergerakan dari Arafah menuju Muzdalifah dan Mina, Mbah Hardjo dan Sirmad mengikuti skema murur. Meskipun membawa kursi roda sendiri, Mbah Hardjo tidak selalu menggunakannya.

"Waktu di Madinah, kebetulan kami memperoleh hotel yang dekat dengan Masjid Nabawi. Mbah Hardjo tiap berangkat shalat seringkali berjalan kaki menuju masjid," terang Sirmad.

Sirmad mengungkapkan rasa harunya atas kepulangan Mbah Hardjo, mertuanya, dan juga istrinya yang berangkat haji bersama-sama.

"Alhamdulillah semua pulang dalam keadaan sehat tanpa kurang suatu apapun, mengingat saya harus mendampingi orang tua yang usianya sudah tidak muda lagi," ujarnya.

Pengalaman di Mina dengan suhu udara yang mencapai 50 derajat Celsius juga diceritakan oleh Sirmad. "Panas sekali waktu itu. Alhamdulillah kondisi kesehatan kami tidak sampai drop. Menurut Mbah Hardjo, kuncinya adalah ikhlas selama menjalani rangkaian ibadah haji. Jalani saja semuanya tanpa ada mengeluh," tuturnya.

Selama di tanah suci, Mbah Hardjo juga tidak rewel dalam hal makan. "Semua menu (khusus lansia) dimakan. Mbah Hardjo tidak minta aneh-aneh," jelas Sirmad.

Diketahui, Mbah Hardjo sangat rajin dan semangat mengikuti senam lansia selama di tanah suci, sehingga menjadi inspirasi bagi jemaah lansia lainnya.

Pada tanggal 2 Juli besok, Mbah Hardjo akan genap berusia 110 tahun. Keluarga berharap semoga Mbah Hardjo diberikan usia yang berkah dan sehat selalu.

Kini, Mbah Hardjo sudah kembali ke Ponorogo, membawa kenangan indah dan pengalaman spiritual yang luar biasa dari tanah suci.***

Editor: Hafidz Muhammad Reza

Tags

Terkini

Terpopuler