JURNAL NGAWI - Tidak ada literasi pakem soal metode penelitian, termasuk dalam menentukan hipotesis penelitian. Sehingga tidak banyak orang yang bingung dalam menjawab hipotesis penelitian.
Paling sederhana, dalam menjawab hipostesis adalah ada pengaruh atau ada hubungan dan sebaliknya tidak ada pengaruh atau ada hubungan, tergantung jenis hipostesis yang digunakan.
Melansir dari paper-editor.com, dalam buku Sugiyono ada beberapa jenis hipotesis, komparatif, asosiatif dan deskriptif, ini merupakan hipotesis sederhana.
Namun banyak kasus, ditemukan jawaban hipotesis diterima adalah:
Ada pengaruh x terhadap y.
Ada pengaruh positif x terhadap y.
Ada pengaruh signifikan x terhadap y.
Ada pengaruh positif dan signifikan x terhadap y.
Dan untuk kalimat hipotesis ditolak yaitu sebaliknya.
Namun, manakah jawaban hipotesis yang paling benar, dengan ragam analisis atau uji yang dilaksanakan.
Jawabannya adalah tergantung dalam menyusun motode, hipotesis, dan uji apa saja yang diterapkan.
Pengaruh ditemukan melalui t hitung.
Signifikan ditemukan melalui taraf signifikansi.
Positif ditemukan melalui koefisien regresi atau kurva baca.
Ilustrasi pertama
| Variabel | Koefisien Regresi | T hitung | Signifikansi 0.05 |
| X terhadap Y | -0.559 | 6.746 | 0.000 |
Sesuai tabel tersebut dapat dikatakan bahwa x berpengaruh negatif dan signifikan terhadap y.
Namun dalam beberapa kasus, hanya dilaksanakan beberapa uji dan kriteria saja.
Bahkan ketika menggunakan kurva baca, berpengaruh negatif itu tidak dapat dibaca, sehingga hanya dijelaskan tidak berpengaruh.
Mengenai kriteria penentuan positif dan negatif, untuk memudahkan lebih baik menggunakan nilai koefisien regresi.
Catatan ya, tidak ada pakem khusus mengenai hal ini, termasuk penentuan dalam menjawab hipotesis, karena semua tergantung uji yang dilaksanakan.
Satu penelitian akan berbeda dengan penelitian lainnya.
Paling sederhana, dalam menjawab atau menyusun hipostesis adalah ada pengaruh atau ada hubungan dan sebaliknya tidak ada pengaruh atau ada hubungan.
Selebihnya serahkan kepada dosen pembimbing masing-masing, karena beliaulah yang menjadikan penelitian kita mengantarkan ke gelar akademik.***