Network
/photo/2021/12/16/1787620231.jpeg)
JURNAL NGAWI – Skripsi menjadi sebuah tugas wajib bagi sebagian Perguruan Tinggi, skripsi menjadi keharusan sebelum menyandang gelar sarjana.
Namun faktanya proses dan tahapan dalam menyelasaikan skripsi tidak mudah.
Menghadapi dosbing atau dosen pembimbing menjadi salah satu proses dan tahapan yang paling susah. Karena akan terjadi banyak drama dan intrik yang potensial menguji mental dan psikis seorang mahasiswa.
Terdapat beberapa trik yang harus diketahui sobat, mulai dari cara bertutur kata hingga menjawab dengan argumen ilmiah.
Baca Juga: Breakingnews, Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Jawa Timur Bagian Selatan Tidak Berpotensi Tsunami
Pertama, terkadang mahasiswa akan cenderung marah ketika sulit mencari dosbing dan sekali bertemu dosbing tidak memberikan arahan sesuai harapan mahasiswa. Namun mahasiswa harus berperilaku sopan agar persoalan tidak semakin menyulitkan mahasiswa.
Kedua, harus sabar dalam mencari dosbing, hal awal yang harus dipastikan adalah kebiasan dan pola bimbingan. Misalnya dosen pembimbing lebih suka secara online maka pastikan komunikasi yang digunakan bagus dalam melakukan chat atau telepon. Kalau secara langsung maka mahasiswa harus mengetahui kantor atau tempat-tempat yang biasa dituju, khususnya ketika jam kerjanya.
Baca Juga: 4 Hari Terakhir 2 Kali Gempa Mengguncang Jember, Semua Diatas Magnitudo 5
Ketiga, harus menggunakan bahasa permulaan yang meyakinkan, baik di chat ataupun ketika berhadap langsung. Disarankan dengan mulai memperkenalkan diri, nama, jurusan, fakultas, dan memiliki tujuan untuk apa dalam mencarinya. "Perkenalkan nama saya Zayin, jurusan Tadris IPA, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan pak. Hendak mencari Bapak untuk meminta arahan seputar skripsi saya. Saya harus kelonggaran waktu bapak." Ini menjadi salah satu contoh kalimat, tentunya setiap daerah memiliki gaya sendiri dalam menggunakan bahasa komunikasi.
