Hari Guru Nasional dan Hari Guru Sedunia, Latar Belakang dan Sejarahnya

- 29 November 2023, 10:54 WIB
Hadiah bunga hidup di Hari Guru Nasional 2023
Hadiah bunga hidup di Hari Guru Nasional 2023 /Latif Syaipudin/JURNAL NGAWI

JURNAL NGAWI - Pada tanggal 25 November 2022, kita memperingati Hari Guru Nasional (HGN). Bulan Oktober lalu, tepatnya pada tanggal 5 Oktober 2022 juga diperingati sebagai Hari Guru Sedunia, biasa dikenal sebagai World Teachers Day yang dimaknai secara global sebagai bentuk apresiasi kepada guru atas jasa mereka dalam memajukan pendidikan.

Dilansir dari laman UNESCO, tema yang diusung pada peringatan Hari Guru Sedunia tersebut adalah “The Transformation of Education Begins with Teachers” atau “Transformasi Pendidikan Dimulai Dari Guru”.

Baca Juga: Sambangi YPP Nurul Islam Mojokerto, Yenny Wahid: Santri di Era Teknologi, Bersama Palestina dan Kisah Gus Dur

Meskipun terdapat perbedaan tanggal dan makna perayaan, Hari Guru Nasional dan Hari Guru Sedunia sama-sama merayakan peran guru dalam mengembangkan pendidikan di seluruh dunia.

Apa perbedaan lainnya? Tujuan peringatan Hari Guru Nasional adalah untuk memberikan penghormatan dan apresiasi kepada guru atas dedikasi mereka dalam pembelajaran kepada peserta didik, sedangkan Hari Guru Sedunia bertujuan untuk memusatkan perhatian atas kontribusi dan prestasi guru, juga untuk menyoroti keprihatinan serta prioritas guru dalam hal pendidikan.

Makna Hari Guru Sedunia 2022 tidak sekadar merayakan peran guru sebagai sosok yang memiliki peran dalam perkembangan pendidikan, tetapi juga sebagai dukungan kepada guru-guru supaya semakin semangat dalam memberikan ilmunya di seluruh dunia.

Baca Juga: Sejarah Konflik Palestina Mulai Berdirinya Israel, Keputusan PBB, Hingga Perang yang Mengorbankan Ribuan Nyawa

Menilik sejarahnya, peringatan Hari Guru Nasional bertepatan dengan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tanggal 25 November 1945. Sebelumnya, pada tahun 1912, organisasi ini bernama PGHB (Persatuan Guru Hindia Belanda).

Anggotanya berisikan kepala sekolah, guru desa, guru bantu, hingga perangkat sekolah lainnya. Pada tahun1932, PGHB mengubah namanya menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Pada saat itu, Belanda sebagai negara penjajah, tidak menerima unsur nama “Indonesia” dalam PGI karena dianggap sebagai sebuah ancaman untuk mereka.

Halaman:

Editor: Latif Syaipudin

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x