Perdalam Intelektualitas dan Spiritualitas, Mahasiswa STIE Al-Anwar Mojokerto Sinau Bareng Respon Globalisasi

- 11 Juni 2024, 09:55 WIB
Sinau bareng di STIE Al-Anwar Mojokerto
Sinau bareng di STIE Al-Anwar Mojokerto /BEM STIE Al-Anwar/

JURNAL NGAWI – Peduli perkembangan intelektualitas dan spiritualitas kaum mahasiswa, mahasiswa STIE Al-Anwar Mojokerto melalui UKM Al Banjari helat sinau bareng bertemakan "Membentuk Karakter Mahasiswa yang Berkualitas Baik secara Intelektual dan Spiritual".

Kegiatan dilakukan dengan tujuan untuk menjalin silaturahmi serta meningkatkan kualitas mahasiswa STIE Al-Anwar, khususnya dalam bidang intelektualitas dan spiritualitas. 

Pematerinya acara kali ini adalah Asnawi, S.E., M.Si., selaku Dosen STIE Al-Anwar Mojokerto dengan moderator acara oleh Anggi Feri Andito.

 

Presiden BEM STIE Al-Anwar yaitu M. Nur Hamzah ia menyampaikan selain memperdalam ilmu pengetahuan, sudah seyogyanya sebagai mahasiswa muslim juga memperdalam spiritualitas.

Baca Juga: Jadwal dan Hadiah Mojo Shop Mojokerto 2024, Mulai Umroh, Sepeda Motor, Bisa Diikuti Warga Luar Kota

"Oleh karena itu kegiatan sinau bareng yang diselenggarakan oleh UKM Al Banjari diharapkan mampu menjadi wadah bagi mahasiswa untuk bersama-sama memperdalam ilmu pengetahuan kita juga meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT," katanya.

Ketua pelaksana Ahmad Tarmudi, menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah ikut serta dalam kegiatan tersebut, ia juga menyampaikan jika kegiatan ini menjadi bagian dari proses positif seseorang dalam membangun karakternya.

"Hari ini akan menjadi salah satu momen yang berkesan karena acara sinau bareng berisikan kegiatan yang positif dan menghadirkan tokoh yang inspiratif," jelasnya.

Asnawi dalam sesi sinau bareng menjelaskan bahwa dinamika dan perubahan ke arah positif harus terus terjadi, khususnya pada ranah intelektual dan spiritual.

Baca Juga: Wisata Edukasi Playground Alun-Alun Lamongan, Simak Manfaatnya untuk Perkembangan Anak, Ini Kata Ahli

"Selama kita belajar seringkali yang dialami itu berubah, dari tema sinau bareng berarti disini kita harus bertukar pikiran. Seperti yang dikatakan Ketua UKM Al Banjari tadi, bahwa intelektual dan spiritual itu harus seimbang," terangnya.

Menurutnya, realita yang terjadi sekarang, ada 3 golongan manusia. Ia mengklasifikannya yaitu pertama golongan manusia yang pintar namun orang pintar yang hanya mengenakan nafsu dan pikiran.

Kedua, orang bijak yang mana disamping hawa nafsu yang terus menginginkan tapi hati nurani masih memikirkan. Ketiga, orang arif yang dianalogikan "aku pingin makan hari ini tapi ikan itu datang sendiri".

"Bagiamana caranya kita menjadi seperti itu, apakah kita hanya menginginkan jadi orang pintar? Tentu tidak! Dari fenomena yang ada kita harus bijak menilai, kita harus mampu membawa insan yang polistis. Caranya bagaimana? akrimu aula dakum, mulyakanlah anak-anakmu dan perbaiki akhlak mereka," jelasnya.

Baca Juga: Sego Boranan Kuliner Makanan Khas Lamongan, Bisa Dijumpai di Seputar Alun-Alun hingga Pinggiran Jalan Raya

Menelaah hadits riwayat Ibnu Majah tersebut, Asnawi turut berpesan bahwa adab merupakan yang pertama sebelum ilmu.

"Bahwa sesungguhnya yang harus dibekali pada anak kita bukan ilmu dulu, tetapi adab lah yang harus didahulukan, akhlak juga. Maka dari itu kita akan membawa anak-anak kita yang punya adab dan akhlak baik," paparnya.

Di era modern ini adab merupakan sesuatu hal yang teramat penting, ditambah lagi dengan tantangan globalisasi.

"Bisa jadi mereka pintar, tapi bagaimana dengan akhlak dan adabnya? Di zaman sekarang ini adab sudah mulai hilang, sudah mulai terkikis, semua itu karena banyak faktor terutama faktor digital, bagaimana itu anak-anak sekarang bisa terganggu," jelas Asnawi.

Menurut Asnawi, ada 10 poin spiritualitas bagi orang Islam. Poin-poin ini akan menjadikan seseorang berahklak karimah.

Baca Juga: Dies Natalis Pecinta Alam STIE Al-Anwar Mojokerto ke 17, Ketua STIE: Pesan Soal Pelestarian dan Menjaga Alam

"Sebagai umat Islam kita harus melakukan 10 hal ini, jika kita menjalankan hal ini maka kita akan menjadi insan yang berakhlak karimah, 1. Kuatkan aqidah kita, 2. Melakukan ibadah yang benar karena itu perintah Tuhan, 3. Akhlak yang mulia, 4. Kemandirian, 5. Berwawasan luas, 6. Jaga fisik (kita harus tangguh kita harus kuat), 7. Jiwa yang selalu bersemangat, 8. Hidup itu tidak boleh macam-macam, 9. Harus menjaga waktu, 10. Manfaat pada orang lain," jelasnya.

Asnawi menambahkan konsep intelektualitas dalam dunia pendidikan yang formal ada empat. Pertama meningkatkan kognisinya (ilmu pengetahuan), yang kedua bagaimana anak didik afeksinya meningkat (perilaku/sikap meningkat), yang ketiga fungsi psikomotorik (minat/bakat harus digali) , yang keempat spiritualitas karena dengan meningkatkannya spirualitas anak akan mampu menjadi karakter yang baik.***

Editor: Latif Syaipudin

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah