Reff:
Ibarat esuk mendung, awan aku kudanan (seperti pagi hujan, siang aku kehujanan)
Sore mbok larani, bengi tak tangisi (sore kamu sakiti, malam saya tangisi)
Mung iso bayangke kabeh kenangan (hanya bisa membayangkan semua kenangan)
Kowe tak boncengke (kamu tak bonceng)
Turut dalan kekepan kudanan (menyusuri jalan kehujanan)
Saiki nyatane kowe malah milih dikekep wong liyo (sekarang kenyataannya kamu memilih dipeluk oranglain)
Itu menjadi lirik lagu Pingal yang dipopulerkan oleh appy Asmara, Woro Widowati, hingga Deni Caknan.***