Presiden Jokowi Ingatkan Pentingnya Perlindungan Data Aset Digital jelang pemilu 2024

- 4 Oktober 2023, 20:02 WIB
Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan pada peserta PPSA XXIV dan alumni PPRA LXV Tahun 2023 Lemhannas, Rabu 4 Oktober 2023, di Istana Negara, Jakarta.
Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan pada peserta PPSA XXIV dan alumni PPRA LXV Tahun 2023 Lemhannas, Rabu 4 Oktober 2023, di Istana Negara, Jakarta. /Foto: Humas Setkab/Agung/

JURNAL NGAWI - Presiden Joko Widodo memperingatkan pentingnya menjaga data aset digital, termasuk perilaku konsumen, dalam sebuah acara yang diadakan di Istana Kepresidenan pada Rabu (4/10/2023). Ia menekankan bahwa data-data ini memiliki potensi besar dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, termasuk dalam ranah politik.

"Jaga betul yang namanya aset digital kita, jaga betul, data, informasi, akses pasar semuanya. nanti bisa menyangkut politik," kata Jokowi pada acara PPSA XXIV dan Alumni PPRA LXV 2023 Lemhanas.

Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa beliau telah mendapatkan saran dari para pakar digital untuk berhati-hati terhadap isu ini. Aset digital memiliki kemampuan untuk membaca dan memengaruhi perilaku masyarakat, yang pada akhirnya dapat digunakan dalam konteks politik.

Baca Juga: Anthony Ginting Amankan Satu Tiket ke Perempat Final Asian Games 2022

Baca Juga: RUU ASN Disahkan Menjadi UU, Buka Peluang Pemerataan ASN di Daerah 3T?

"Ada yang menyampaikan pakar digital kita membisiki 'pak ini hati-hati kalau kita tidak proteksi data- data digital kita, bisa-bisa nanti 2029 yang menentukan itu mereka'. Betapa sangat berbahayanya yang namanya perilaku konsumen, perilaku masyarakat itu bisa dideteksi dengan sangat akurat," ujar Jokowi.

Presiden juga menyoroti bahwa akses pasar di era digital saat ini memiliki nilai yang sangat besar dalam konteks Artificial Intelligence (AI), big data analytics, dan machine learning. Bahkan, negara-negara besar pun prihatin dengan masalah ini.

"Tadi kalau sudah masuk ke politik bisa mengarahkannya hanya sekali lagi bermodalkan data dan informasi dan negara-negara besar risau mengenai ini," katanya.

Jokowi juga mencatat bahwa dalam forum internasional seperti G20, ada enam negara besar yang telah mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap perkembangan AI. Ia menambahkan bahwa banyak negara yang masih tertinggal dalam menyiapkan regulasi yang memadai terkait perlindungan data aset digital.

Halaman:

Editor: Zayyin Multazam Sukri


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x