Network
JURNAL NGAWI - Tari Orek-Orek, sebuah warisan budaya dari Ngawi, Jawa Timur, menghadirkan keindahan dan keaslian dalam setiap geraknya.
Dibalik gemerlapnya penampilannya, terdapat beberapa fakta menarik yang membuatnya semakin menonjol dalam ranah seni tradisional.
Berikut ini adalah empat fakta menarik yang patut Anda ketahui tentang Tari Orek-Orek:
1. Kembalinya Kesenian Orek-Orek Melalui Tari
Tari Orek-Orek lahir dari keinginan untuk menghidupkan kembali kejayaan kesenian Orek-Orek yang telah menghiasi masa lampau. Pada tahun 1981, Ibu Sri Widajati menciptakan tari ini dengan penuh semangat, sebagai wujud penghargaan terhadap kesenian yang hampir terlupakan.
Bupati Ngawi meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi untuk menghidupkan kembali kesenian ini, dengan melibatkan seniman-seniman lokal seperti Sakijo, Lamin, dan Sakimun dalam proses rekonstruksi.
2. Jejak Sejarah Kesenian Orek-Orek
Kesenian Orek-Orek memiliki akar yang dalam dalam sejarah budaya Jawa. Diciptakan pada tahun 1931 oleh Atmo Thole dan Samidin, kesenian ini bermula dari kegiatan pembangunan bendungan dan jembatan pada masa Hindia Belanda.
Para pekerja dari berbagai daerah seperti Yogyakarta, Salatiga, dan Semarang, menggagas kesenian ini sebagai bentuk perlawanan dan hiburan saat bekerja. Pementasan pertama dilakukan di Desa Tapen, perbatasan antara Madiun dan Magetan.
3. Inspirasi dari Gending dan Lirik Lagu Orek-Orek
Proses penciptaan Tari Orek-Orek melibatkan dua unsur utama dari kesenian Orek-Orek asli: Gending Orek-Orek dan lirik lagunya.
Ibu Sri Widajati mengambil inspirasi dari gerakan dan cerita sejarah pembangunan bendungan dan jembatan untuk menciptakan gerakan yang dinamis dan bermakna dalam tari ini. Musik yang mengiringi tarian ini adalah musik laras slendro, memberikan kesan khas yang memikat.
