Misteri dan Kepercayaan di Balik Larangan Keluar Rumah pada Malam Satu Suro

- 28 Juni 2024, 16:20 WIB
ilustrasi keluarga Jawa yang sedang berada di rumah pada Malam Satu Suro, melakukan ritual dengan lilin dan persembahan, memperlihatkan suasana sakral dan misterius malam tersebut.
ilustrasi keluarga Jawa yang sedang berada di rumah pada Malam Satu Suro, melakukan ritual dengan lilin dan persembahan, memperlihatkan suasana sakral dan misterius malam tersebut. /Hafidz muhammad reza/Jurnal ngawi

JURNAL NGAWI - Malam Satu Suro, malam pertama bulan Muharram dalam kalender Jawa, adalah waktu yang penuh dengan mitos, kepercayaan, dan tradisi yang kaya. Bagi sebagian masyarakat Jawa, malam ini dianggap sakral dan mistis.

Mereka memilih untuk tetap berada di rumah dan menghindari keluar pada malam tersebut. Kepercayaan ini, meskipun berakar dalam tradisi budaya, juga telah diteliti oleh para antropolog dan sosiolog yang mencoba memahami asal-usul dan signifikansi dari larangan ini.

Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai berbagai alasan di balik larangan keluar rumah pada Malam Satu Suro.

1. Kepercayaan Mistis

Salah satu alasan utama mengapa banyak orang menghindari keluar rumah pada Malam Satu Suro adalah kepercayaan mistis yang kuat dalam budaya Jawa. Malam Satu Suro diyakini sebagai waktu ketika aktivitas roh-roh halus dan makhluk gaib meningkat.

Banyak yang percaya bahwa keluar rumah pada malam tersebut bisa membawa risiko gangguan atau bahkan pertemuan dengan makhluk gaib yang bisa berdampak buruk pada kesehatan dan keselamatan.

Kepercayaan ini diperkuat oleh berbagai cerita rakyat dan legenda yang diwariskan secara turun-temurun. Dalam banyak cerita, orang yang berani keluar pada Malam Satu Suro sering mengalami kejadian-kejadian aneh dan menakutkan. Hal ini membuat banyak orang memilih untuk tetap berada di rumah demi keselamatan mereka.

2. Tradisi Ritual

Malam Satu Suro juga diisi dengan berbagai ritual dan upacara keagamaan yang bersifat sakral. Banyak keluarga Jawa mengadakan tirakatan, yaitu malam renungan dan doa bersama di rumah.

Pada malam ini, mereka merenungkan kehidupan, berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan, serta memohon berkah untuk tahun yang akan datang.

Keluar rumah pada malam tersebut dianggap bisa mengganggu kesakralan dan kekhidmatan upacara tersebut. Oleh karena itu, banyak orang memilih untuk tetap di rumah dan berpartisipasi dalam ritual bersama keluarga mereka. Ini juga menjadi waktu untuk memperkuat ikatan keluarga dan komunitas melalui kegiatan bersama.

Halaman:

Editor: Hafidz Muhammad Reza


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah