JURNAL NGAWI - Kebangkrutan Chelsea tak akan terjadi setelah Pemerintah Inggris memberikan lampu hijau tentang pembelian konsorsium Ameria Todd Boehly dkk. Tapi, nyawa mantan eksekutif UNICEF dipertaruhkan.
Awalnya berembus kabar dari sumber dalam Pemerintah Inggris jika Roman Abramovich akan membiarkan Chelsea bangkrut.
Abramovich diklaim enggan mengikuti keinginan para menteri Inggris agar hasil penjualan Chelsea dimasukkan ke rekening Bank pihak ketiga.
Penolakan Abramovich karena taipan Rusia yang telah belasan tahun memiliki Chelsea memiliki badan amal sendiri untuk menyalurkan uang hasil pembelian klub asal London tersebut.
Baca Juga: Ini yang Akan Dilakukan Timnas Indonesia U-23 Hadapi Thailand agar Final Piala AFF Lalu Tak Terulang
Sikap itu yang membuat Pemerintah Inggris meragukan komitmen Abramovich untuk menyalurkan semua hasil penjualan Chelsea kepada korban invasi Rusia di Ukraina.
Tidak bertahan lama, akhirnya kabar baik mendatangi para penggemar Chelsea, bahwa pemerintah telah memberikan lampu hijau pembelian Todd Boehly dkk dari Roman Abramovich.
Kesepakatan pembelian Chelsea oleh konsorsium Amerika yang dipimpin Todd Boehly itu akan terjadi sebelum deadline 31 Mei.
Namun, dibalik lampu hijau yang diberikan Pemerintah Inggris itu ada nyawa yang dipertaruhkan.