Network
JURNAL NGAWI - Argentina, negara yang melahirkan bintang-bintang sepakbola dunia seperti Maradona dan Lionel Messi, kini terperangkap dalam krisis ekonomi yang mengakibatkan penderitaan yang tak terhingga bagi rakyatnya. Meskipun citra megahnya dalam dunia sepakbola, kenyataan di lapangan menunjukkan betapa parahnya situasi ekonomi negara tersebut.
Krisis ekonomi Argentina telah memunculkan berbagai dampak yang merugikan, terutama bagi kebutuhan pokok penduduk. Lebih dari setengah populasi Argentina kini kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Tingginya tingkat inflasi menjadi salah satu faktor utama yang menggerus daya beli masyarakat. Bahkan, beberapa warga terpaksa mengais sampah untuk mencari makanan demi bertahan hidup.
Pada Februari 2024, Argentina dikejutkan dengan laju inflasi bulanan yang melonjak hingga 13,2%, melebihi perkiraan sebelumnya. Tingkat inflasi tahunan Februari bahkan mencapai 276,2%, angka yang sangat mengkhawatirkan yang menyebabkan peningkatan tingkat kemiskinan di negara tersebut.
Baca Juga: Rahasia Bahagia Negara Denmark: Membebaskan Anak Bermain adalah Kuncinya
Presiden Argentina, Javier Milei, telah merespons krisis ini dengan langkah-langkah keras, seperti pemotongan belanja negara, penargetan subsidi untuk utilitas dan transportasi, serta upaya untuk menyederhanakan program kesejahteraan. Meskipun demikian, kebijakan-kebijakan ini belum sepenuhnya berhasil mengatasi krisis yang tengah melanda negaranya.
Pemerintah Argentina juga telah melepas nilai peso lebih dari 50% pada Desember, yang justru mempercepat lonjakan harga di pasar. Oleh karena itu, Presiden Milei harus membuktikan bahwa rencana ekonominya memberikan hasil yang nyata untuk mempertahankan dukungan masyarakat dan mencegah kerusuhan sosial yang lebih besar.
Baca Juga: Tiongkok Berencana Persingkat Masa Sekolah, Demi Atasi Populasi Manusia yang Rendah
Namun, meskipun Argentina sedang dilanda krisis ekonomi yang serius, dampaknya tidak diyakini akan terlalu mempengaruhi ekonomi Indonesia. Hal ini terutama karena porsi ekspor Indonesia ke Argentina relatif kecil.
