Tiongkok Berencana Persingkat Masa Sekolah, Demi Atasi Populasi Manusia yang Rendah

- 9 Maret 2024, 14:05 WIB
Foto ilustrasi. Tingkat kelahiran di Tiongkok terendah sepanjang sejarah
Foto ilustrasi. Tingkat kelahiran di Tiongkok terendah sepanjang sejarah /Pixabay/Iuliia Bondarenko/

JURNAL NGAWI - Usulan memangkas masa sekolah diberkan kepada Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok untuk mengatasi populasi manusia yang semakin mengkhawatirkan.

Angka kelahiran di Tiongkok mengalami penurunan ke level terendah sejak tahun 1949.

Biro Statistik Nasional negara itu mencatat, pada tahun 2023 angka kelahiran menurun 2,08 juta jiwa dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan, jumlah kelahiran baru hanya 9,02 juta jiwa.

Gan Huatian anggota Chinese People's Political Consultative Conference (CPPCC) mengusulkan beberapa langkah mulai dari memangkas masa sekolah, mengurangi batas usia menikah, hingga subsidi melahirkan.

"Mari persingkat SD jadi 5 tahun, SMP dan SMA masing-masing 2 tahun," seperti dilansir dari m.suho.com.

Gan menyebut usulan ini merupakan langkah yang realistis untuk mencegah semakin turunnya angka kelahiran. Menurunkan usia sah untuk menikah menjadi 18 tahun untuk meningkatkan jumlah penduduk yang tertinggal.

Usia sah untuk menikah di Tiongkok saat ini adalah 22 tahun untuk pria dan 20 tahun untuk wanita.

Gan, seorang profesor dari Rumah Sakit Tiongkok Barat di provinsi Sichuan, juga meminta agar Tiongkok menghapus pembatasan kelahiran. Aturan ini seringkali mempersulit anak-anak yang lahir di luar nikah untuk mendaftar di sekolah atau membeli properti di kemudian hari.

"Cuti melahirkan juga harus diperpanjang dari 98 hari menjadi dua tahun," katanya.

Halaman:

Editor: Zayyin Multazam Sukri


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x