Network
JURNAL NGAWI - Ternyata pembangunan Bandar Udara (Bandara) Dhoho Kediri dibangun tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN). Semua biaya pembangunan Bandara Internasional ini dilakukan oleh perusahaan swasta. Investasi puluhan triliun rupiah bisa balik modal berapa tahun?
Kementerian Perhubungan memberikan apresiasi tinggi terhadap Bandara Internasional Dhoho Kediri yang menjadi proyek percontohan di Indonesia.
Proyek megah ini, didanai oleh PT Gudang Garam Tbk tanpa melibatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut Bandara Dhoho sebagai terobosan signifikan dalam pembangunan infrastruktur transportasi.
Baca Juga: Alhamdulillah Bandara Dhoho Kediri Akan Buka Lowongan Kerja, Intip Posisi Ala Saja yang Dibutuhkan
"Inisiatif pembangunan bandara ini berasal dari swasta, menjadikannya proyek pertama di Indonesia dengan perjanjian KPBU unsolicited," kata Budi Karya Sumadi pada konferensi pers Kamis (7/12).
Proyek senilai Rp 10,8 triliun ini dibiayai oleh PT Surya Dhoho Investama, anak perusahaan PT Gudang Garam Tbk.
Bandara ini diharapkan akan memudahkan akses transportasi bagi warga tujuh wilayah di Jawa Timur, termasuk Kota dan Kabupaten Kediri, Blitar, Nganjuk, Trenggalek, dan Tulungagung.
Ketika Bandara Dhoho selesai dibangun, pemerintah berencana membuka rute penerbangan umrah, mengurangi ketergantungan pada Bandara Juanda, Surabaya, dan Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.
