JURNAL NGAWI - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mengubah strategi layanan. Dikarenakan kenaikan transmisi varian Omicron akan jauh lebih tinggi dari varian Delta.
“Strategi layanan Kemenkes akan digeser, yang sebelumnya fokus ke rumah sakit (RS) sekarang fokusnya ke rumah. Karena akan banyak orang terkena dan tidak perlu ke RS,” kata Menkes Budi saat konferensi pers Senin 10 Januari 2022.
Baca Juga: Kasus Omicron Indonesia Tambah 57 Lagi, Paling Banyak dari Turki dan Arab Saudi
Kemenkes sudah melakukan penelitian untuk 414 pasien Omicron apa saja gejalanya. Kemudian gejala apa yang perlu dirawat di rumah, gejala seperti apa yang dirawat di rumah seperti Wisma Atlit. Lalu, seperti apa yang masuk RS, yang memiliki gejala sedang dan mana yang berat.
Menkes Budi juga mengatakan sebelumnya sudah bekerja sama dengan 17 platform Telemedicine untuk memastikan agar orang yang harus dirawat di rumah bisa berkonsultasi dengan dokter dan juga bisa mendapatkan akses untuk pengiriman obatnya.
Baca Juga: WHO Pastikan Omicron Tidak Berbahaya Resiko Kematian Rendah
Selain itu, Kemenkes juga sudah bekerja sama dengan satu start up di bidang logistik dan BUMN Kimia Farma untuk memastikan obat-obatannya bisa sampai ke pasien.
Terkait obat Molnupiravir, Menkes Budi mengatakan sebanyak 400 ribu tablet Monuviravir, obat antivirus yang baru dari Merck sudah tiba di Indonesia dan sudah siap digunakan.
Gelombang Omicron di Indonesia
Indonesia akan menghadapi gelombang dari Omicron, jadi Menkes Budi meminta masyarakat tidak perlu panik. Karena Pemerintah Indonesia sudah mempersiapkan diri dengan baik.