Alasan Pemerintah Minta Petani Kurangi Pupuk Kimia

- 17 November 2021, 12:30 WIB
Panen raya di Ngawi salah satu daerah lumbung padi nasional
Panen raya di Ngawi salah satu daerah lumbung padi nasional /Jurnal Ngawi/Zayyin Multazam Sukri

JURNAL NGAWI - Sudah lama pemerintah mengurangi jatah subsidi pupuk kimia untuk petani. Target pangan yang sehat serta keinginan pasar ekspor adalah alasannya. 

Para petani mengeluhkan harga pupuk kimian yang mahal. Sedangkan jatah pupuk subsidi untuk petani terus di kurangi. 

Baca Juga: Update Sebaran Virus Covid - 19 Provinsi Jatim, 369.086 Orang Sembuh

Kelangkaan pupuk itu karena pemerintah ingin meningkatkan produktivitas pertanian yang rendah biaya. Sudah menjadi target pembangunan jangka menengah nasional sektor pertanian tahun 2020-2024 dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian diantaranya pertanian rendah biaya, mekanisasi dan riset serta ekspansi pertanian. 

Peningkatan kualitas tanaman dapat dilakukan dengan cara mengurangi pengunaan pupuk kimia digantikan dengan pupuk organik.

Baca Juga: Keinginan Britney Spears Setelah Konservatori, Ingin Punya Anak Perempuan yang Banyak

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nuryamsi mengatakan, negara-negara maju saat ini menghindari makanan yang mengandung residu logam, agrokimia untuk mempertahankan pangan mereka.

“Salah satu permintaan negara tujuan ekspor saat ini adalah kualitas pangan, mereka menginginkan pangan yang sehat," katanya seperti dicuplik dari cybex.pertanian.go.id.

Sementara, Indah Megahwati, Direktur Pembiayaan Pertanian, Ditjen PSP mengatakan pertumbuhan nilai investasi produk organik di dunia diprediksi akan terus meningkat mencapai $327.600 juta pada 2022 yang sebelumnya $115.984 pada 2015, atau akan mengalami peningkatan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 16,4%.

Halaman:

Editor: Zayyim Multazam Sukri

Sumber: pertanian.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah