Network
JURNAL NGAWI - Dulu, ketika kita masih duduk di bangku sekolah, kita sering membahas tentang fosil manusia purba. Salah satu nama yang sering kita dengar adalah Phitecantropus Erectus, yang terkenal dari buku pelajaran. Tapi tahukah Anda bahwa di Ngawi, Jawa Timur, ada destinasi wisata yang memamerkan beragam fosil manusia purba, termasuk Phitecantropus Erectus?
Destinasi wisata edukatif ini dikenal dengan nama Museum Trinil. Di sini, Anda memiliki kesempatan unik untuk melihat langsung fosil manusia purba yang telah menghebohkan dunia ilmu pengetahuan.
Museum Trinil memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Dalam catatan sejarahnya, museum ini terkait erat dengan seorang penemu bernama Eugene Dubois, seorang pejabat kedokteran tentara kolonial Belanda.
Antara tahun 1891 hingga 1893, Eugene Dubois melakukan penelitian penting yang menggemparkan dunia ilmu pengetahuan dengan menemukan fosil manusia purba Pithecanthropus Erectus.
Selama proses ekskavasi yang dilakukan oleh Eugene Dubois di Trinil, seorang pribumi bernama Wirodiharjo ikut serta dalam kegiatan tersebut. Sejak tahun 1967, Wirodiharjo memiliki visi untuk mengumpulkan dan melestarikan fosil manusia purba yang ditemukan di tepian Sungai Bengawan Solo.
Museum Trinil di Ngawi, Jawa Timur, saat ini merupakan destinasi wisata yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Trinil Ngawi. Dan hingga hari ini, museum ini telah menjadi salah satu tujuan wisata edukatif yang paling populer di Ngawi, Jawa Timur. Banyak pelajar dari berbagai sekolah mengunjungi museum ini untuk memperkaya pengetahuan mereka.
Ternyata, untuk mengejar pengetahuan tentang sejarah manusia dan mengamati fosil manusia purba, Anda tidak perlu mengeluarkan banyak biaya. Harga tiket masuk ke Museum Trinil sangat terjangkau.
Harga Tiket Masuk Museum Trinil Ngawi
Pelajar: Rp1.000
Dewasa: Rp.3000
Museum Trinil buka setiap hari, kecuali pada hari Senin, dengan jam operasional pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Hari Senin adalah hari libur museum ini.
Selain fosil manusia purba, Museum Trinil juga memamerkan fosil-fosil binatang purba, termasuk gajah, kerbau, dan banteng. Salah satu yang paling terkenal adalah fosil gajah purba berukuran besar.
Museum Trinil memiliki luas mencapai 24.010 meter persegi dan dikelilingi oleh Sungai Bengawan Solo di sebelah timur, utara, dan barat museum. Hal ini memberikan pengunjung kebebasan untuk berfoto ria dengan latar belakang alam yang indah.
Baca Juga: Daftar Harga iPhone 15 Pro Max dan 15 Pro Terbaru Lengkap Spek HP Apple 2023
Di sepanjang halaman Museum Trinil, terdapat banyak pendopo yang tersedia bagi pengunjung yang ingin beristirahat setelah berjalan-jalan. Selain itu, museum ini juga memiliki toko cenderamata tempat Anda dapat membeli kenang-kenangan.
Bagi para pecinta fotografi, museum ini memiliki beberapa spot foto unik, seperti patung Pithecanthropus Erectus dan patung-patung gajah purba yang ada di halaman museum.
Sebelum memasuki area taman di Museum Trinil, Anda akan menemukan area playground yang nyaman, di mana anak-anak dapat bermain di bawah naungan pepohonan rindang, sehingga mereka tidak kepanasan.
Tidak hanya sebagai tempat wisata, Museum Trinil di Ngawi, Jawa Timur, juga menawarkan pengalaman camping yang unik. Suasana alam di sekitarnya sangat terasa, dengan pohon-pohon tinggi dan semak-semak yang memberikan nuansa alam yang sejuk. Pohon-pohonnya tidak terlalu rapat, sehingga Anda masih dapat melihat langit.
Museum Trinil ini sangat cocok bagi mereka yang masih pemula dalam berkemah atau ingin merasakan nuansa alam yang berbeda. Jadi, jika Anda tertarik untuk menjelajahi jejak manusia purba dan mengalami pengalaman unik di Jawa Timur, jangan lupa untuk mengatur kunjungan Anda ke Museum Trinil di Ngawi.***
