JURNAL NGAWI - Kisah Rumini dan ibunya Salamah yang ditemukan meninggal dunia di balik awan panas guguran (APG) trending di twitter. Wanita 28 tahun itu ternyata alumni pondok pesantren PPS Kyai Syarifuddin Lumajang.
Rumini adalah perempuan 28 tahun yang ditemukan tertimbun awan panas guguran berpelukan dengan ibunya Salamah 70 tahun di Dusun Curah Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu 5 Desember 2021.
Saat ditemukan, jenazah keduanya tertimbun abu vulkanik. Lokasi korban berada di dalam rumah yang atapnya sudah hancur dan pondasi tertimbun abu vulkanik. Jenazah ibu dan anak pertama kali ditemukan oleh relawan Garda Pemuda (GP) Baret Nasdem Jember yang ikut dalam proses evakuasi bersama TRC BPBD Jember.
Ternyata, Rumini merupakan alumni Pondok Pesantren PPS Kyai Syarifuddin Lumajang. Itu disampaikan akun @eloknurie membagikan kisah yang ditulis oleh Ibu Nyai Qurroti a'yun.
Rumini sehari sebelum erupsi Gunung Semeru berpesan kepada suaminya Imam Syafii 30 tahun. Inilah kisah yang dibagikan akun @eloknurie dari suami Rumini.
Baca Juga: Status Aktivitas Gunung Merapi Jawa Tengah Sudah di Level III Siaga
"Malam sebelum kejadian, saya sedang dalam keadaan sudah capek seharian kerja di tambang pasir. Saya pengennya istirahat saja. Tapi entah kenapa istri saya itu meluk-meluk aja. Biasanya kami tidur dengan mengapit anak kami. Entah kenapa malam itu kok istri saya minta di sisi saya. Minta diusap kepalanya," kata Syafii.
"Sambil terus tidur sendenan di dada saya. Saya bilang, Opo ae dek..kadungaren ndak nyanding zaki...ndak kasian zaki ta..", (kok ngga biasanya ngga barengi Zaki, ngga kasian kah sama Zaki) "Ndak papa mas aku kangen" jawab istri saya (suaminya mulai menahan tangis pada bagian ini red),"