Naskah Khutbah Jumat Tema Agar Puasa Ramadhan Hasilkan Ketakwaan

31 Maret 2022, 15:45 WIB
Ilustrasi Naskah Khutbah Jumat Bahasa Indonesia tema Agar Puasa Ramadhan Hasilkan Ketakwaan /Pixabay/Dian A Yidianto.

JURNAL NGAWI - Berikut ini teks atau naskah khutbah jumat menggunakan bahasa indonesia dengan mengambil tema Agar Puasa Ramadhan Hasilkan Ketakwaan.

Naskah khutbah jumat ini menggunakan bahasa indonesia tepat untuk meningkatkan keimanan jelang puasa ramadhan.

Khutbah Jumat ini tentang Agar Puasa Ramadhan Hasilkan Ketakwaan, dimana kita ketahui bersama bahwa bulan ramadhan 1443 H akan segera datang.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Bahasa Jawa Tema Mengambil Berkah di Bulan Ramadhan

Baca Juga: 10 Quote Bahasa Jawa Tentang Ucapan Selamat Puasa Bulan Ramadhan

Berikut ini naskah khutbah jumat yang dilansir jurnalngawi.com dari nuponorogo.or.id.

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي جَعَلَ لِمَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَقَامَهُ عَظِيْمَ الْاُجُوْرِ وَفَتَحَ فِيْهِ اَبْوَابَ الْخَيْرَاتِ. لآاِلهَ اِلَّا هُوَ جَعَلَ صِيَامَهُ تَهْذِيْبًا لِلنُّفُوْسِ وَرِفْقًا بِفُقَرَآءِ الْمُؤْمِنِيْنَ ، اَسْتَغْفِرُهُ وَاَشْهَدُ اَنْ لآ اِلهَ اِلَّا اللهُ الَّذِيْ بَلَّغَ مَنِ اعْتَمَدَ عَلَيْهِ مَرَامَهُ ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ هَجَرَ فِى الطَّاعَةِ مَنَامَهُ . اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سّيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِهِ وَصَحْبِهِ ذَوِى الْفَضْلِ الْمُبِيْنِ.

اَمَّابَعْدُ : فَيَآ اَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ !

اِتَّقُوا اللهَ وَعَلَيْكُمْ بِالْخَيْرَاتِ شَهْرَ رَمَضَانَ. قَالَ اللهُ تَعَالى : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. يَآاَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَّلَكُمْ تَتَّقُوْنَ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ

Kaum muslimin sidang Jum’ah Rahimakumullah

Pada kesempatan yang baik ini, marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala laragan-Nya, karena tidak ada bekal yang paling baik kita bawa ke hadapan Allah SWT, kecuali takwa kita kepada-Nya.

Kaum muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah

Salah satu cara untuk meningkatkan takwa adalah dengan menjalankan puasa Ramadhan sebagaimana firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah ayat 183.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.

Untuk mendapatkan hasil takwa, minimal seseorang harus menjalankan dua hal. Melalui dua hal ini, insyaallah, seseorang tidak akan disibukkan oleh perdebatan lailatul qadar. Seseroang yang berpuasa dengan masih berdebat tentang lailatul Qadar biasanya adalah mereka yang kurang menjalankan dua hal tersebut. Perlu diketahui, menurut Imam al-Ghazali dan juga Syeikh Abu al-Hasan al-Syadzili berdasar pengalaman beliau berdua, jika puasa diawali hari selasa (seperti yang kita lakukan saat ini), maka lailatul Qadar akan jatuh pada malam ke 27 Ramadhan .

Apa dua hal tersebut? dan dari mana argumentasi dua hal tersebut. Barangkali kita belum memenuhi dua hal tersebut, mari kita bersama-sama, mumpung Ramadhan belum selesai, kita perbaiki bersama. Apakah dua hal tersebut? Dua hal tersebut adalah iman dan instropeksi diri. Dua hal tersebut diambil dari hadis Rasulullah SAW.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: Barangsiapa yang berpuasa dilandasi oleh iman dan instropeksi diri, maka dosanya yang telah berlalu akan diampuni oleh Allah SWT (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760

Pertama, Iman. Iman adalah sebuah refleksi suatu kesadaran yang tergabung dalam tiga ranah yaitu akal, hati dan tindakan. Ini artinya bahwa puasa yang dilakukan atas dasar iman adalah puasa yang disadari, dipahami dan diyakini, bukan paksaan, bukan pura-pura dan bukan karena motif-motif lain seperti ingin disanjung, ingin dihargai atau yang lain. Itulah sebabnya, puasa adalah urusan Allah SWT. Allah SWT sendiri yang akan membalasnya. Allah SWT akan menilai apakah puasa kita sudah dilandasi iman atau tidak.

Kedua, instropeksi diri. Instropeksi diri adalah upaya seseorang untuk mengoreksi diri sendiri di masa lalu. Apa yang dikoreksi? Yang dikoreksi adalah kesalahan di masa lalu, kemaksiatan di masa lalu, dosa-dosa yang pernah dibuat dimasa lalu. Untuk apa? Untuk diperbaiki setelah Ramadhan. Dengan semangat ini, seseorang tidak saja menjadi orang yang beruntung (Robih) tetapi juga orang yang putih bersih seperti bayi yang baru lahir.

Dengan iman dan instropeksi ini maka seseorang yang menjalankan puasa akan beribadah dengan sungguh-sungguh di bulan Ramadhan, menjalankan sunnah-sunnah puasa, menjauhi hal-hal yang membatalkan pahala puasa serta tawadhu’ di hadapan manusia yang lain. tanda-tanda inilah yang sesungguhnya tanda “yang langsung dalam diri seseorang” yang memperoleh lailatul Qadar serta orang yang memperoleh derajat takwa. Semoga kita termasuk kelompok ini. Amiin ya rabbal ‘alamin

جَعَلَ اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنْ الْفَائِزِيْنَ الآمِنِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُتَّقِيْنَ.

اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَمَنْ يَشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ، وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِيْنَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

اَلْخُطْبَةُ الُثَّانِيَةُ

اَلْحَمْدُ لِلّهِ ضَامِنِ الْفَلَاحِ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِالشَّرْعِ وَوَقَفَ عِنْدَ حُدُوْدِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّم تَسْلِمًا كَثِيْرًا.

اَمَّابَعْدُ : فَيَااَيُّهَا النَّاسُ !

اِتَّقُوا اللهَ وَاَبْدِلُوا الْفَسَادَ بِا لرَّشَادِ. وَاَصْلِحُوا شُؤُوْنَكُمْ وَقُوْمُوْا عَلى قَدَمِ السَّدَادِ. فَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْا اَنَّما عَلى رَسُوْلِنَا الْبَلَاغُ الْمُبِيْنُ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ.

اللّهُمَ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ وَارْفَعْ لَهُمُ الدَّرَجَاتِ وَضَعِّفْ لَهُمُ الْحَسَنَاتِ وَكَفِّرْ عَنْهُمُ السَّيِّئَاتِ وَبَلِّغْ جَمِيْعَ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ خَيْرَيِ الدَّارَيْنِ مَا يُؤَمِّلُوْنَ وَانْشُرْ وَافِرَ اِحْسَانِكَ عَلٰى بَلْدَتِنَا هذِهِ وَسَا ئِرِ بِلَادِ الْاِسْلَامِ

رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ امَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيْمٌ.

اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبى وَيَنْهى عَنِ الْفَخْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرْنَ. وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ. وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Baca Juga: Kemungkinan Perbedaan Awal Ramadhan, Ini Kata Kemenag Serta Kapan Sidang Isbat

Demikian naskah khutbah jumat bahasa indonesia tema Agar puasa menghasilkan Ketakwaan. Semoga bermanfaat.***

Editor: Zayyin Multazam Sukri

Sumber: nuponorogo.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler