Kalimantan Satu Pulau Tiga Negara Satu-satunya di Dunia

- 14 Maret 2022, 14:40 WIB
Kalimantan Satu Pulau Tiga Negara Satu-satunya di Dunia
Kalimantan Satu Pulau Tiga Negara Satu-satunya di Dunia /Jurnal Ngawi /Gambar pulau Kalimantan

JURNAL NGAWI - Kalimantan adalah satu-satunya pulau di dunia yang terbagi antar negara. Saat ini Borneo dikelola oleh tiga negara tetangga anggota ASEAN:

Brunei Darussalam. Kesultanan merdeka menempati dua bidang kecil tanah di pantai barat laut pulau (sekitar 1% dari Kalimantan);

Indonesia. Lima provinsi di Indonesia yaitu Kalimantan (Barat, Tengah, Selatan, Timur, dan Utara) menempati wilayah tengah dan selatan pulau Kalimantan (sekitar 73%);

Malaysia. Negara bagian Sabah dan Sarawak di Malaysia, yang (dengan pulau Labuan) disebut sebagai Malaysia Timur, menempati sepertiga bagian utara pulau (sekitar 26%).


Terletak di “pusat maritim Asia Tenggara” Borneo telah menyaksikan dan sering kali mempengaruhi pasang surut keberuntungan geopolitik di wilayah tersebut.

Pada awal milenium pertama, menurut manuskrip Cina, India dan Jawa kuno, kota-kota pesisir barat Kalimantan telah menjadi pelabuhan perdagangan. Temuan arkeologis di delta sungai Sarawak mengungkapkan bahwa daerah itu merupakan pusat perdagangan yang berkembang pesat antara India dan Cina dari tahun 500-an hingga sekitar 1300-an Masehi. Orang India menamakan Borneo Suvarnabhumi (tanah emas) dan juga Karpuradvipa (Pulau Kamper). Orang Jawa bernama Borneo Puradvipa (Pulau intan).

Pada abad ke-14, Kalimantan berada di bawah kendali kerajaan Majapahit yang berbasis di Jawa di Indonesia saat ini. Majapahit adalah salah satu kerajaan terakhir dan paling kuat dalam sejarah Asia Tenggara, mencapai puncaknya pada era Hayam Wuruk, yang pemerintahannya dari tahun 1350 hingga 1389 ditandai dengan penaklukan yang meluas ke sebagian besar Asia Tenggara, termasuk masa kini. Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei, Thailand Selatan, Kepulauan Sulu, Manila, dan Timor Leste.

Pada awal abad ke-17, Belanda mulai membuat perjanjian perdagangan di Kalimantan Indonesia saat itu memperoleh monopoli perdagangan rempah-rempah di Banjarmasin serta perdagangan berlian di Sambas. Perlahan-lahan Belanda mengambil alih semua yang sekarang menjadi Borneo Indonesia tetapi gagal mendapatkan kembali kendali setelah pasukan Jepang menyerbu pulau itu selama Perang Dunia II. Ketika Indonesia mencapai kemerdekaan pada tahun 1945, Kalimantan Indonesia menjadi lima provinsi Indonesia di Kalimantan.

Kesultanan Brunei (sekarang Brunei Darussalam) memerintah dari basisnya di pantai barat laut Kalimantan dari abad ke- 14 . Muhammad Shah (lahir Awang Alak Betatar) mendirikan Kesultanan dan merupakan sultan pertamanya dari tahun 1368 hingga kematiannya pada tahun 1402. Selama masa keemasannya, Kesultanan Brunei menguasai sebagian besar Borneo utara dan Filipina selatan. Ini terputus pada 1658, ketika pantai utara dan timur Sabah diserahkan ke Kesultanan Sulu yang berbasis di Filipina.

Pengaruh Eropa secara bertahap mengurangi kekuatan Brunei meskipun Kesultanan berhasil memenangkan perang melawan Spanyol di sepanjang jalan. Pemerintah Inggris dan Belanda menandatangani Perjanjian Anglo-Belanda tahun 1824 untuk bertukar pelabuhan perdagangan di bawah kendali mereka dan menegaskan lingkup pengaruh. Hal ini mengakibatkan pembentukan wilayah Borneo yang dikuasai Inggris dan Belanda di utara dan selatan masing-masing. Kemunduran Kerajaan Brunei memuncak ketika menyerahkan Sabah ke British North Borneo Company dan Sarawak ke Inggris James Brooke.

Halaman:

Editor: Anwar Thohir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah