Harga Gabah Sentuh 5.000 per kilogram, Perpadi Desak Penyesuaian HPP Gabah

- 3 April 2024, 04:05 WIB
Panen raya di Ngawi salah satu daerah lumbung padi nasional
Panen raya di Ngawi salah satu daerah lumbung padi nasional /Jurnal Ngawi/Zayyin Multazam Sukri

JURNAL NGAWI - Ketidakstabilan harga gabah di pasar domestik menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan petani Indonesia.

Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) menyuarakan kebutuhan mendesak akan penyesuaian Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) menjadi Rp 6.000 per kilogram, sebagai upaya untuk mencegah kerugian petani akibat penurunan harga yang signifikan.

Sutarto Alimoeso, Ketua Umum Perpadi, dalam wawancara eksklusif dengan RRI Pro 3, mengungkapkan keprihatinannya terhadap penurunan harga gabah yang mencapai Rp 6.000 per kilogram, bahkan di beberapa daerah telah menyentuh angka di bawah Rp 5.000. "Sebelumnya, harga gabah bisa mencapai Rp 8.000 per kilogram," kata Sutarto dengan nada prihatin.

Menurutnya, penurunan harga gabah yang drastis dipicu oleh berbagai faktor, termasuk surplus produksi akibat panen raya di beberapa daerah serta penurunan permintaan pasar. Kondisi ini berpotensi mengurangi minat petani untuk bercocok tanam, yang dapat berdampak negatif pada produksi beras nasional.

Sutarto juga menyoroti tingginya biaya produksi pertanian, khususnya terkait dengan pupuk subsidi yang tidak mencukupi sehingga petani terpaksa membeli pupuk non-subsidi yang harganya lebih tinggi. "Urgensi untuk meninjau ulang kebijakan yang berlaku sangat penting," tambahnya.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan tren penurunan harga gabah. Laporan BPS menunjukkan bahwa rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Maret 2024 mengalami penurunan menjadi Rp 6.736 per kilogram, turun 7,24% dari bulan sebelumnya yang berada di angka Rp 7.261 per kilogram.

Para petani berharap agar pemerintah segera bertindak dalam menyesuaikan HPP Gabah, sehingga dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi mereka dan memastikan kelangsungan produksi beras nasional.***

Editor: Hafidz Muhammad Reza


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x