Sejarah Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Indonesia Oleh Tiga Barsaudara

- 19 Maret 2022, 20:35 WIB
Sejarah Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Indonesia Oleh Tiga Barsaudara
Sejarah Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Indonesia Oleh Tiga Barsaudara /Jurnal Ngawi /Gambar Galeri Unida

JURNAL NGAWI - Universitas ini didirikan oleh tiga bersaudara almarhum KH Ahmad Sahal, KH Zainuddin Fannani, dan KH Imam Zarkasyi, tidak lama setelah mereka mendirikan Lembaga Islam Modern (Pondok Modern) Darussalam Gontor, Ponorogo, Indonesia pada tahun 1926.

Kemajuan sekolah yang pesat dan pencapaiannya yang cemerlang segera memunculkan gagasan untuk mendirikan universitas Islam kelas dunia. Mereka berhasrat untuk mendirikan lembaga pendidikan tinggi Islam yang dapat menghasilkan ulama (ulama) yang sejati dan berwibawa. Upaya pertama yang dilakukan para pendiri setelah sekolah tersebut lulus pertama kali pada tahun 1942, adalah mendirikan perguruan tinggi yang kemudian disebut Underbow dan Bovenbow. Namun, karena situasi kolonial dan perang, program tersebut tidak dapat dilanjutkan lagi. Dengan demikian dalam Piagam Wakaf Lembaga Pendidikan Islam Modern Darussalam tahun 1958 ditegaskan antara lain bahwa sekolah itu bukan lagi milik pribadi mereka karena sekarang menjadi milik Wakaf Umat Islam,

Meskipun dengan segala kendala dan usaha yang keras, gagasan itu terwujud pada tanggal 1 Rajab 1383/17 November 1963 dengan berdirinya Institut Pendidikan Darussalam (IPD- Institut Pendidikan Darussalam) .). Dalam pidato pengukuhannya, Imam Zarkasyi, Pj Rektor, menyatakan bahwa institut itu harus menjadi seperti Universitas al-Azhar Mesir yang telah berusia berabad-abad, yang bertahan dari perubahan waktu sebagai pusat Kajian Islam terkemuka di dunia. Harapannya juga bahwa institut tersebut akan mengikuti jejak Universitas Muslim Aligarh di India, yang telah menjadi simbol kebangkitan Muslim melalui penanaman pengetahuan Islam dan Barat. Lebih lanjut ia berharap seluruh wali dan dosen Universitas Darussalam Gontor ikhlas seperti para cendekiawan muslim di Syanggit, Mauritania. Sementara itu, kampus juga dirancang seperti Shantiniketan di India pada abad sebelumnya, mengajarkan dunia dari pelosok desa kecil yang harmonis.

Selama tahun 1985, ketika almarhum KH. Imam Zarkasyi (Trimurti termuda) meninggal dunia; IPD tidak dapat ditingkatkan ke jenjang perguruan tinggi, meskipun alumninya rutin meluluskan. Kemudian pada tahun 1994 , IPD (Institut Pendidikan Darussalam) dipromosikan menjadi ISID, Institut Studi Islam Darussalam (Institut Studi Islam Darussalam) dengan dasar memulai fakultas baru Syari'ah. Dua tahun kemudian, pada tahun 1996 lembaga baru ini memperluas kampusnya ke lokasi baru di Siman, Ponorogo, sejak itu dapat dilakukan secara intensif dan mandiri juga. Selanjutnya pada tahun 2010 ISID menginisiasi program pasca sarjana baru, dan beberapa jurusan dari seluruh fakultas secara alami mulai dan dikembangkan berdasarkan standar akreditasi nasional.

Dengan program pascasarjana yang baru didirikan dalam Studi Islam, institut ini sekarang bersiap untuk memulai agenda berikutnya untuk mendirikan Universitas Islam seperti yang dikandung oleh para pendirinya: Universitas. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Wakaf Gontor dan rekomendasi dari ketua Lembaga Darussalam Gontor, pada tahun 2013 dibentuk panitia pembentukan Universitas Darussalam.

Dengan segala upaya dan kerja keras serta bantuan dari berbagai jurusan serta dukungan moril dari kepala sekolah Gontor, akhirnya Universitas Darussalam Gontor dapat berdiri. Pendirian Universitas ini berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Republik Indonesia no. 197/E/O/2014, tanggal 4 Juli 2014 . Kemudian pada hari Sabtu berikutnya, tanggal 18 September 2014, Universitas Darussalam Gontor diresmikan oleh Yang Mulia Prof. Dr. Ja'far Abdussalam, Sekretaris Jenderal Liga Universitas Islam Dunia di aula Lembaga Islam Darussalam Gontor, dilansir dari laman Gontor.ac.id.***

Editor: Anwar Thohir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah