Network
JURNAL NGAWI - Brighton & Hove Albion, salah satu klub papan atas Liga Premier, mencatatkan prestasi gemilang di bidang keuangan dengan membukukan laba fantastis sebesar £122,8 juta (sekitar Rp2,415 triliun) setelah pajak selama musim 2022-2023.
Lonjakan signifikan ini, naik sebesar £24,1 juta (sekitar Rp482 miliar) dibandingkan tahun sebelumnya, disumbangkan oleh sejumlah faktor kunci, termasuk penjualan pemain bintang seperti Alexis Mac Allister, Yves Bissouma, dan Marc Cucurella.
Keberhasilan finansial klub ini juga dipicu oleh pencapaian gemilang di lapangan, di mana Brighton berhasil meraih peringkat keenam dalam kompetisi Liga Premier dan melaju ke semifinal Piala FA. Sebagai hasilnya, klub ini berhasil meraih omzet tertinggi sepanjang sejarahnya, mencapai angka £204,5 juta (sekitar Rp4,09 triliun).
Paul Barber, wakil ketua dan kepala eksekutif Brighton, menyatakan, "Kami kini memiliki platform yang sangat solid untuk terus membuat kemajuan besar di lapangan, dengan berinvestasi pada skuad kami."
Namun, sukses ini tidak datang tanpa bayaran. Manajer Brighton, Roberto De Zerbi, kini menjadi incaran banyak klub besar di Eropa. De Zerbi, yang dikaitkan dengan posisi di klub-klub seperti Bayern Munich, Barcelona, dan Liverpool, telah menyatakan bahwa dia akan berbicara dengan pemilik klub sebelum membuat keputusan tentang masa depannya.
"Saya punya kontrak saat ini. Fokusnya ada di lapangan," ungkap De Zerbi, yang masih terikat kontrak bersama Brighton hingga 2026.
Kesuksesan keuangan yang luar biasa ini tidak hanya memperkuat posisi Brighton sebagai salah satu kekuatan di Liga Premier, tetapi juga menimbulkan spekulasi yang berkembang mengenai masa depan manajerial klub ini.***
