Network
JURNAL NGAWI - Timnas Indonesia U-23 harus menerima kegagalan sebagai ganjaran atas perjuangan mereka di Piala Asia U-23.
Setelah mengalahkan Korea Selatan secara dramatis di perempat final, Garuda Muda mengalami dua kekalahan berturut-turut dari Uzbekistan di semifinal dan Irak di perebutan juara ketiga.
Meskipun demikian, pencapaian ini tetap patut diapresiasi. Sebagai tim debutan, skuad yang ditangani oleh Shin Tae-yong berjuang dengan segala kemampuannya.
Salah satu sorotan terbesar adalah peran para pemain keturunan, terutama Nathan Tjoe-A-On, yang menunjukkan kontribusi, pengorbanan, dan kedewasaan luar biasa.
Baca Juga: Garuda Muda Gagal Raih Peringkat Ketiga Piala Asia U-23, Ini Kata Erick Thohir
Perjalanan Penuh Rintangan Nathan Tjoe-A-On
Tanpa mengesampingkan perjuangan pemain lainnya, Nathan Tjoe-A-On memberikan kesan tersendiri dalam turnamen ini.
Namanya terus menjadi perbincangan sejak awal, bukan karena menjadi pilihan pertama, tetapi karena diragukan akan tampil.
Nathan menjadi sorotan karena statusnya yang tak pasti akibat ketidakjelasan klubnya, SC Heerenveen. Meskipun tanpa cedera, keikutsertaannya dalam turnamen ini dipertanyakan karena Heerenveen tidak melihatnya sebagai prioritas.
Pengorbanan yang Luar Biasa
Nathan akhirnya diizinkan untuk bergabung dengan timnas, namun dengan syarat hanya bisa bermain dalam laga penyisihan grup. Meskipun demikian, perannya di lapangan terasa begitu penting.
Meskipun posisinya tidak stabil di awal turnamen, Nathan menunjukkan kualitasnya saat dipercaya bermain sebagai gelandang bertahan.
Kepercayaan itu tidak disia-siakan, Nathan tampil percaya diri dan memberikan kontribusi besar dalam mengendalikan permainan.
Baca Juga: Garuda Muda Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Jalur playoff melawan Guinea
Kembali ke Belanda dan Kembali ke Qatar
Setelah tampil gemilang, Nathan harus kembali ke Belanda karena kontraknya dengan Heerenveen. Meskipun begitu, berkat usaha keras dari berbagai pihak, termasuk Erick Thohir dan Coach Justin, Nathan akhirnya bisa kembali ke skuad Timnas Indonesia U-23.
Perjalanannya dari Belanda ke Qatar, meski melelahkan, tidak mengendurkan semangatnya. Nathan tetap tampil optimal meski harus menempuh perjalanan jauh dan melelahkan. Perjuangannya menjadi contoh nyata tentang pengorbanan dan nasionalisme.
Kesimpulan
Meskipun Timnas Indonesia U-23 harus menerima kegagalan, kisah perjuangan Nathan Tjoe-A-On adalah bukti nyata dari dedikasi dan pengorbanan seorang pemain untuk negaranya.
Meski hasilnya tidak selalu sesuai harapan, semangat dan kesungguhan seperti ini patut diapresiasi dan menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia.***
