JURNAL NGAWI - Kemajuan teknologi perbankan digital yang memudahkan masyarakat dalam bertransaksi kini menjadi bumerang.
Aplikasi mobile banking (m-banking) yang seharusnya menawarkan kemudahan dan kenyamanan, kini justru menjadi sasaran empuk para penipu.
Modus operandi penipuan terbaru ini berhasil menyedot rekening nasabah dengan berbagai cara yang semakin canggih dan sulit dideteksi.
Modus Baru Penipuan M-Banking
Menurut laporan dari Lembaga Keuangan Digital Indonesia (LKDI), penipu kini tidak hanya mengandalkan teknik phishing tradisional seperti mengirim email atau pesan teks palsu. Mereka telah mengembangkan metode yang lebih sophisticated, di antaranya:
Baca Juga: Wajib Tahu ! Ini Cara Melaporkan Pihak Pinjol yang Mengancam
-
Aplikasi Palsu: Penipu membuat aplikasi m-banking palsu yang sangat mirip dengan aplikasi resmi bank. Aplikasi ini sering kali tersedia di toko aplikasi tidak resmi dan dapat mengecoh pengguna untuk memasukkan informasi pribadi mereka.
-
Social Engineering: Penipu menggunakan taktik rekayasa sosial untuk membujuk korban agar mengungkapkan informasi pribadi atau login mereka. Contohnya, penipu bisa berpura-pura menjadi petugas bank dan meminta detail login dengan alasan verifikasi.
-
Man-in-the-Middle (MitM) Attacks: Dalam serangan ini, penipu menyusup ke dalam komunikasi antara pengguna dan server bank. Mereka bisa mencuri data yang dikirim pengguna atau bahkan mengubah transaksi yang sedang berlangsung.
-
SIM Swap: Penipu mengajukan permintaan pemindahan nomor telepon korban ke kartu SIM baru yang mereka miliki. Setelah nomor telepon dipindahkan, mereka bisa mengakses kode OTP (One-Time Password) yang dikirimkan bank untuk verifikasi transaksi.