Harga Saham Samsung Electronics Lesu, Setelah Bangun Pabrik Chip Baru di Texas

- 26 November 2021, 16:37 WIB
Samsung Akhirnya Menetapkan kota TaylorTexas sebagai Pabrik Chip Baru
Samsung Akhirnya Menetapkan kota TaylorTexas sebagai Pabrik Chip Baru /Iustrasi Pixels Lili Frank/

JURNAL NGAWI - Pergerakan harga saham Samsung Electronics yang lesu baru-baru ini mengecewakan sekitar empat juta investor ritel lokal yang memarkir uang mereka di perusahaan. Situasi ini terjadi setelah Samsung mengumumkan pembangunan pabrik chip baru di Texas awal pekan ini.

Samsung telah mengumumkan investasi $17 miliar untuk membangun fasilitas manufaktur semikonduktor di Texas awal pekan kemarin. Pada penutupan Selasa (23/11) harga saham tampak menguat hingga 75.300 won. Namun, situasi itu tidak berlangsung lama. Pada sesi penutupan Jumat (26/11) hari ini harga saham Samsung dengan cepat turun kembali ke 72.300 won. Analis mengaitkan penurunan itu dengan fakta bahwa pengecoran semikonduktor tidak akan selesai sampai akhir 2024.

Baca Juga: Arab Saudi Sudah Izinkan WNI Masuk, Tanpa Karantina 14 Hari di Negara Ketiga

"Investasi pengecoran semikonduktor akan memakan waktu setidaknya beberapa tahun untuk dibangun, dan masih belum pasti apakah periode produksi fasilitas akan disinkronkan dengan siklus permintaan semikonduktor yang menguntungkan," kata orang dalam pasar dengan syarat anonim dikutip dari koreatimes.

Beberapa analis yang lebih optimis percaya harga saham bisa memasuki lintasan naik mulai awal tahun depan. Harga saham yang undervalued dan tingkat dividen yang tinggi juga diharapkan dapat mencegah penurunan harga lebih lanjut.

Baca Juga: Layanan Internet Indonesat GIG Berhenti Bulan Ini, 50 Ribu Pelanggan Akan Dialihkan

"Bisnis cloud di Amerika Utara diperkirakan secara proaktif memperluas investasi mereka ke server untuk membangun platform metaverse pada paruh pertama tahun depan. Mengingat periode koreksi harga 10 bulan terakhir, sekarang dianggap waktu yang tepat untuk meningkatkan bobot pada Samsung Electronics," kata Kim Dong-won, analis di KB Securities.

Namun, analis lain menunjukkan bahwa momentum pertumbuhan baru akan diperlukan untuk membalikkan tren pergerakan harga. "Tampaknya perusahaan membutuhkan momentum, seperti mengamankan klien fabel baru di sektor chip non-memori atau M&A utama agar harga sahamnya menerima kekuatan pendorong baru," laporan terbaru oleh Hana Financial Investment.

Baca Juga: Mengenal DME Sebagai Calon Pengganti LPG

Halaman:

Editor: Zayyim Multazam Sukri

Sumber: koreatimes.co.kr


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah