Facebook Provokasi Penggunanya untuk Perangi Rusia, Izinkan Ujaran Kebencian Kematian Vladimir Putin

- 11 Maret 2022, 12:54 WIB
Facebook Provokasi Penggunanya untuk Perangi Rusia, Izinkan Ujaran Kebencian Kematian Vladimir Putin
Facebook Provokasi Penggunanya untuk Perangi Rusia, Izinkan Ujaran Kebencian Kematian Vladimir Putin /Jurnal Ngawi /Gambar Facebook

JURNAL NGAWI - Perusahaan Meta Platform (FB.O) mengajak pengguna Facebook dan Instagram di seluruh dunia untuk menyerukan perang terhadap Rusia, militer Rusia, Presiden Rusia, dan sekutu Rusia, menurut email internal yang dilihat oleh Reuters pada Kamis, pada perubahan kebijakan ujaran kebencian perusahaan tersebut.

Perusahaan media sosial dunia itu juga mengizinkan posting bagi penggunanya di seluruh dunia untuk menyerukan kematian Presiden Rusia Vladimir Putin atau Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, dan negara-negara yang mendukung Rusia melakukan operasi khusus ke Ukraina dan Polandia.

Hal itu disampaikan sebagai bentuk dukungan perusahaan media sosial dunia tersebut kepada Ukraina yang merasa diperangi Rusia.

"Sebagai akibat dari invasi Rusia ke Ukraina, kami mengizinkan bentuk ekspresi politik yang biasanya kami larang," menurut juru bicara perusahaan Meta dalam sebuah pernyataannya.

Dalam pernyataannya jubir perusahaan tersebut juga mencontohkan ujaran kebencian terhadap Rusia dan sekutunya yang diperbolehkan, seperti ''matikan penjajah Rusia'.

Seruan untuk kematian para pemimpin negara yang melakukan operasi khusus ke Ukraina juga diizinkan, kata email, dalam perubahan kebijakan perusahaan yang baru tentang kekerasan dan hasutan, dikutip dari Reuters.

Perubahan kebijakan pada seruan kekerasan terhadap tentara Rusia berlaku di Armenia, Azerbaijan, Estonia, Georgia, Hungaria, Latvia, Lithuania, Polandia, Rumania, Rusia, Slovakia, dan Ukraina, menurut email yang diterima Reuters.

Dalam kebijakannya perusahaan tersebut menyampaikan;
"Kami mengeluarkan kebijakan untuk mengizinkan ujaran kekerasan T1 yang seharusnya dihapus berdasarkan kebijakan Ujaran Kebencian." Perusahaan tersebut menargetkan ujaran kekerasannya kepada;

(a) menargetkan tentara Rusia, KECUALI tawanan perang,

atau (b) menargetkan orang Rusia di mana jelas bahwa konteksnya adalah invasi Rusia ke Ukraina (misalnya, konten menyebutkan invasi, pembelaan diri, dll.)," katanya dalam email.

Halaman:

Editor: Anwar Thohir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah