Network
JURNAL NGAWI - Semua 132 orang di dalam pesawat China Eastern Airlines yang jatuh pada Senin di Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, China selatan, tewas, seorang pejabat mengumumkan Sabtu.
Markas tanggap darurat nasional untuk kecelakaan pesawat China Eastern Airlines Penerbangan MU5735 pada 21 Maret membuat pengumuman pada konferensi pers larut malam pada hari Sabtu setelah enam hari upaya pencarian dan penyelamatan habis-habisan.
"Dengan sangat sedih kami di sini mengumumkan bahwa 123 penumpang dan sembilan awak di pesawat China Eastern Airlines Penerbangan MU5735 pada 21 Maret semuanya telah meninggal," Hu Zhenjiang, wakil komandan markas dan wakil kepala Administrasi Penerbangan Sipil. Cina, dikutip dari xinhuanews, Minggu 27 Maret 2022.
Menurut persyaratan yang dibuat oleh Komite Sentral Partai Komunis China dan Dewan Negara, markas besar telah mengorganisir personel dari berbagai departemen.
Baca Juga: Fakta-Fakta Tentang Calon Manajer Manchester United, Siapa Sosok Kandidat Kuat Ini
Termasuk pemadam kebakaran, tentara, polisi bersenjata, keamanan publik, kesehatan dan karantina, untuk melakukan penelitian besar-besaran di lokasi kecelakaan selama enam hari berturut-turut.
"Bersama dengan analisis para ahli tentang konten video di berbagai peralatan pemantauan dan perekaman, data kunci yang direkam oleh fasilitas seperti radar pengatur lalu lintas udara, dan terutama distribusi puing-puing di lokasi kecelakaan, dapat ditentukan bahwa tidak ada tanda-tanda ledakan. kehidupan di lokasi kecelakaan," kata Hu.
Sejauh ini, identitas 120 korban kecelakaan pesawat telah dikonfirmasi melalui tes DNA.
Seperti diketahui, pesawat Boeing 737 China Eastern Airlines, yang berangkat dari Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, Tiongkok barat daya dan menuju Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong, menabrak daerah pegunungan di Kabupaten Tengxian, Guangxi sekitar pukul 14:38 Senin.
