Petani Jawa Timur Semakin Suram, Biaya Produksi Lebih Tinggi Dibanding Hasil yang Diterima ini Penjelasan BPS

- 1 April 2022, 16:17 WIB
Panen raya di Ngawi salah satu daerah lumbung padi nasional
Panen raya di Ngawi salah satu daerah lumbung padi nasional /Jurnal Ngawi/Zayyin Multazam Sukri

JURNAL NGAWI - Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat per Maret 2022, nilai Tukar Petani (NTP) turun 0,16 persen dari 101,72 menjadi 101,55 persen.

Dadang Hardiwan, Kepala BPS Provinsi Jawa Timur, Jumat (1/4/2022) mengatakan, penurunan NTP ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,28 persen lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,45 persen.

Pada bulan Maret 2022, dua subsektor pertanian mengalami penurunan NTP sedangkan iga subsektor lainnya mengalami kenaikan.

Baca Juga: Jadwal Timnas Futsal Indonesia di AFF Championship 2022 Tayang LIve TV

Baca Juga: Tiket Kereta Api Lebaran Sudah Dapat Dipesan Lewat Beberapa Cara, Simak Opsi Mengaksesnya

Dilansir jurnalngawi.com dari kominfojatim, Subsektor yang mengalami penurunan NTP terbesar terjadi pada subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,66 persen dari 103,11 menjadi 101,40, diikui subsektor Perikanan sebesar 0,79 persen dari 103,89 menjadi 103,07.

Sebaliknya subsektor yang mengalami kenaikan NTP terbesar adalah subsektor Horikultura sebesar 3,59 persen dari 100,01 menjadi 103,60, diikui subsektor Peternakan sebesar 1,48 persen dari 99,67 menjadi 101,15 dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,54 persen dari 100,11 menjadi 100,65. 

Lima provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada bulan Maret 2022, empat provinsi mengalami penurunan NTP sedangkan satu provinsi mengalami kenaikan.

Baca Juga: 8 Tahun Sebelum Nikah dengan Hyun Bin, Son Ye Jin Pernah Katakan Hal Tak Terduga ini

Halaman:

Editor: Zayyin Multazam Sukri

Sumber: Kominfo Jatim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x