Network
JURNAL NGAWI - Ziarah kubur termasuk di antara amalan yang dianjurkan dalam Islam. Berziarah ke makam merupakan sarana ibadah untuk mengingat Allah SWT, sebagai tuhan yang menciptakan seluruh makhluk dan alam semesta. Semua makhluk ciptaan Allah SWT akan mengalami mati atau meninggal, dan hancur.
Selain sebagai sarana untuk mengingat tentang keagungan Allah SWT, juga sebagai sarana untuk mengingat kematian, alam kubur, dan akhirat.
Dalam hadist shahih Muslim, Rasulullah SAW pada akhir malam pergi menuju Baqi’ (makam para sahabat di Madinah yang kini menjadi makam Rasulullah sendiri), Rasulullah mengucapkan salam sebagai berikut:
السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ
Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn
Artinya; "Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Allah yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian."
Kemudian, setelah selesai mengucapkan salam Rasulullah SAW, berdoa;
“Ya Allah, ampunilah orang-orang yang disemayamkan di Baqi’.”
Doa ini bisa kita ganti dengan memohonkan ampun kepada para ahli kubur tempat peziarah berkunjung.
Istri Baginda Nabi, Siti Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang apa yang dibaca saat ziarah ke makam. Kemudian Rasulullah mengajarkan bacaan mengucapkan salam, mendoakan kebaikan bagi ahli kubur, serta mengingat bahwa yang hidup akan menyusul ke alam kubur.
