Siapa Pemilik Proyek Rempang Eco City? Kontroversi Pembangunan Kawasan Ekonomi di Pulau Rempang

- 14 September 2023, 07:50 WIB
Tolak Relokasi Pengembangan Rempang Eco City, Warga Bentrok dengan Aparat di Pulau Rempang Batam.
Tolak Relokasi Pengembangan Rempang Eco City, Warga Bentrok dengan Aparat di Pulau Rempang Batam. /Antara/Teguh Prihatna

JURNAL NGAWI - Sejumlah warga Pulau Rempang telah menyuarakan ketidaksetujuan mereka terhadap rencana pengembangan kawasan ekonomi baru yang dikenal sebagai Rempang Eco-city. Penolakan ini pada akhirnya memuncak dalam bentrok antara warga dan aparat gabungan TNI-Polri pada Kamis (7/9).

Proyek pengembangan Rempang Eco-city pertama kali mencuat pada tahun 2004, ketika pemerintah bersama BP Batam dan Pemerintah Kota Batam bermitra dengan PT Makmur Elok Graha. Informasi terbaru mengungkapkan bahwa perusahaan ini adalah anak usaha dari Artha Graha Group yang dimiliki oleh taipan terkenal, Tomy Winata.

Dalam perkembangannya, proyek ini telah masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional 2023, sebagaimana yang tercantum dalam Permenko Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2023 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2021 yang mengatur Daftar Proyek Strategis Nasional. Keputusan ini ditandatangani oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada 28 Agustus 2023.

Baca Juga: Fakta Kisah Asmara Marselino Ferdinan dengan Maria Theodore, Resmi Pacaran? Sahabat Istri Pratama Arhan

Menurut situs resmi BP Batam, kawasan ekonomi ini direncanakan akan dikembangkan di lahan seluas 7.572 hektare, yang setara dengan sekitar 45,89 persen dari total luas Pulau Rempang yang mencapai 16.500 hektare.

Proyek pengembangan Pulau Rempang mencakup sektor industri, perdagangan, serta pariwisata yang terintegrasi, dengan tujuan bersaing dengan negara tetangga, Singapura dan Malaysia. BP Batam memperkirakan investasi yang diperlukan untuk pengembangan Pulau Rempang mencapai Rp381 triliun dan akan menciptakan 306 ribu lapangan kerja hingga tahun 2080. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi setempat.

Selain itu, kawasan Rempang juga akan menjadi lokasi pabrik kaca terbesar kedua di dunia yang dimiliki oleh perusahaan China, Xinyi Group. Investasi proyek ini diperkirakan mencapai US$11,6 miliar atau sekitar Rp174 triliun. Pada Juli lalu, Xinyi International Investment Limited dan PT Makmur Elok Graha telah menandatangani nota kesepakatan terkait rencana investasi ini di Chengdu, China.

 

 Baca Juga: Kronologi Farhat Mika Petinju Bondowoso Meninggal Saat Tanding Tinju di Porprov Jatim 2023

Halaman:

Editor: Zayyin Multazam Sukri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah