Akun Instagram Persinga Ngawi juga memberikan keterangan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh sejumlah oknum pendukung klub, tanpa menyebutkan motif atau alasan di balik tindakan mereka.
Meskipun begitu, dalam pernyataan resmi, manajemen Persinga Ngawi menyatakan bahwa keadaan para pemain dan staf klub tetap aman.
Klub juga mengecam tindakan kekerasan yang terjadi di luar lapangan, menekankan bahwa sepak bola adalah olahraga yang seharusnya dipenuhi oleh semangat sportivitas.
Meskipun Persinga Ngawi harus mengakui keunggulan PSM Madiun dalam pertandingan, fokus kini beralih pada tindakan kekerasan yang terjadi setelah pertandingan.
Otoritas sepak bola setempat diharapkan segera mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah ini dan menjaga keamanan seluruh stakeholder dalam kompetisi Liga 3 Jatim 2023.
Kejadian ini pun diharapkan dapat menjadi momentum untuk mengevaluasi demi menjaga integritas dan ketertiban kompetisi.***