Pidato Putin di Munich 15 Tahun Silam Ramalan yang Jadi Kenyataan Bagian 1

- 25 Februari 2022, 21:57 WIB
Pidato Vladimir Putin di Munich 15 Tahun Silam Ramalan Jadi Kenyataan
Pidato Vladimir Putin di Munich 15 Tahun Silam Ramalan Jadi Kenyataan /Jurnal Ngawi /Gambar dokumentasi TASS

JURNAL NGAWI - Lima belas tahun yang lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di Konferensi Keamanan Munich dengan pidato yang langsung ditafsirkan sebagai manifesto paling keras yang pernah ada sejak era Perang Dingin.

Lima belas tahun yang silam tepatnya pada 10 Februari 2007, Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di Konferensi Keamanan Munich dengan pidato yang langsung ditafsirkan sebagai manifesto paling keras sejak era Perang Dingin.

Soal ekspansi NATO ke timur sudah jauh-jauh hari diramalkan dalam pidato Putin di Munich yang menjadi kenyataan hanya karena tidak ada yang memperhatikan secara serius.

Ekspansi NATO ke arah timur memicu ketegangan
Pidato Putin di Munich: "Ekspansi NATO tidak ada hubungannya dengan modernisasi Aliansi itu sendiri, atau dengan memastikan keamanan di Eropa. Sebaliknya, ini merupakan provokasi serius yang mengurangi tingkat saling percaya."

Sejak itu, empat negara lain - Albania, Kroasia, Montenegro, dan Makedonia Utara - telah diterima di NATO.

Selain itu, pada tahun 2008, satu tahun setelah pidato Putin di Munich, sebuah pernyataan politik diadopsi yang mengatakan bahwa seiring waktu Ukraina dan Georgia akan dapat bergabung dengan NATO juga.

Peristiwa berikutnya hanya menegaskan bahwa kebijakan ini penuh dengan provokasi dan akan segera menurunkan tingkat keamanan di Eropa.

Pada tahun yang sama, 2008, Presiden Georgia saat itu, Mikhail Saakashvili, merasa berani untuk meluncurkan petualangan militer di Ossetia Selatan, yang menyebabkan banyak korban dan menghancurkan semua peluang yang berhasil dipulihkan Tbilisi di dalam perbatasan bekas Republik Sosialis Soviet Georgia.

Ambisi blok Atlantik Utara yang didominasi AS untuk menjadikan Ukraina sebagai anggota barunya memainkan peran dalam peristiwa 2014 atas Krimea.

Putin kemudian mengatakan bahwa, Rusia tidak hanya melindungi Krimea dari ekstremis Ukraina dan nasionalis radikal, dan juga merasa tidak mungkin membiarkan;

Halaman:

Editor: Anwar Thohir

Sumber: TASS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x