Ini Alasan Kaum Yahudi Israel Tinggal di Pemukiman Tanah Palestina

- 2 November 2023, 17:20 WIB
Ilustrasi : Inilah alasan kaum Yahudi Israel Tinggal di Pemukiman Tanah Palestina
Ilustrasi : Inilah alasan kaum Yahudi Israel Tinggal di Pemukiman Tanah Palestina /Tangkapan layar/Instagram @kasihpalestina

JURNAL NGAWI - Pemukim Yahudi memilih tinggal di tanah jajahan dengan berbagai alasan: mulai dari ekonomi, subsidi dari pemerintah, dan juga alasan agama berdasarkan keyakinan bahwa Tuhan menjanjikan lahan untuk umat Yahudi.

Kini, lebih dari 700.000 warga Israel tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki – wilayah yang direbut oleh Israel pada tahun 1967.

Khusus mereka yang tinggal di permukinan Tepi Barat, menurut laman Israel Policy Forum, sepertiga warga Yahudi di sana termotivasi oleh ideologi agama.

"Sementara sisanya tertarik ke wilayah tersebut karena potensi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka," ujarnya.

Baca Juga: Sejarah Konflik Palestina Mulai Berdirinya Israel, Keputusan PBB, Hingga Perang yang Mengorbankan Ribuan Nyawa

Baca Juga: 5 Negara Asia yang Mendukung Penuh Israel, Mana Saja? Salah Satunya Singapura

Pada Juli 2023 lalu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mempromosikan rekor jumlah unit rumah di permukiman di Tepi Barat dalam enam bulan pertama berkuasa.

Pengawas anti-pemukiman Israel Peace Now menyebut sejak Januari 2023, Israel telah memajukan 12.855 unit rumah pemukim di Tepi Barat.

Jumlah tertinggi yang tercatat sejak kelompok itu mulai melacak aktivitas semacam itu pada 2012.

"Dalam enam bulan terakhir, satu-satunya sektor yang dipromosikan Israel dengan penuh semangat adalah perusahaan pemukiman," kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.

Komunitas internasional selama ini menganggap semua permukiman warga Yahudi yang dibangun di atas wilayah pendudukan Tepi Barat merupakan permukiman ilegal.

Sementara Menachem Begin, saat menjadi perdana menteri Israel mengatakan: "Rakyat Yahudi mempunyai hak untuk bermukim di wilayah-wilayah pendudukan."

Namun, pandangan ini tidaklah tanpa kontroversi. Paul Findley, dalam bukunya berjudul "Deliberate Deceptions: Facing the Facts about the U.S. - Israeli Relationship," menyebutnya sebagai omong kosong.

Faktanya, orang-orang Yahudi tidak mempunyai "hak" untuk mendirikan pemukiman-pemukiman di wilayah-wilayah pendudukan, sebagaimana yang berulang kali diperingatkan PBB.

"Namun Israel tetap menentang opini dunia dengan menjajah wilayah-wilayah pendudukan hampir sejak saat berakhirnya perang 1967," ujar Paul Findley. Menurut Paul Findley, Israel membangun permukiman tiga pekan setelah mencaplok Yerusalem Timur.

Ini adalah pemukiman Israel yang pertama di wilayah-wilayah itu - Kibbutz Merom Hagolan dekat Quneitra di Dataran Tinggi Golan.

Permukiman Yahudi dibangun oleh Israel di tanah yang diduduki dalam perang Timur Tengah pada 1967. Tanah ini termasuk Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Dataran Tinggi Golan.

Menurut Peace Now, terdapat 131 permukiman di Tepi Barat terdiri dari 385 pemukim Yahudi dan 97 bangunan atau permukiman yang dibangun tanpa izin resmi. Kelompok ini mengatakan terdapat 12 permukiman di Yerusalem Timur, dengan sekitar 200.000 pemukim.

Israel juga telah membangun permukiman di Jalur Gaza, yang dicaplok Israel dari Mesir pada perang 1967, namun dihancurkan saat menarik diri dari kawasan itu pada 2005.

Israel juga membangun permukiman di Semenanjung Sinai, yang direbut dari Mesir pada 1967 dan dihancurkan pada 1982 sebagai bagian dari perjanjian damai dengan Kairo.***

Editor: Zayyin Multazam Sukri

Sumber: israelhayom.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah