JURNAL NGAWI - Seiring berlangsungnya konflik antara Palestina dan Israel, wanita-wanita hamil di Palestina terpaksa mengalami penderitaan yang tak terbayangkan.
Beberapa dari mereka yang akan melahirkan melalui operasi caesar harus menjalani prosedur tersebut tanpa pembiusan. Ungkapan "penderitaan" hampir tidak dapat mencakup sepenuhnya situasi yang dihadapi oleh para wanita hamil Palestina yang terjebak dalam krisis konflik antara Hamas dan Israel.
Dalam upaya putus asa untuk melindungi diri mereka sendiri dan anak-anak yang masih berada dalam kandungan, para wanita ini berjuang dengan keras seiring pertempuran sengit antara gerilyawan Hamas dan tentara Israel.
Dalam kondisi fisik yang sangat melelahkan karena berbadan dua, mereka terus berjuang untuk tetap hidup dan melindungi generasi berikutnya.
Baca Juga: Krisis Air dan Pembalut Terpaksa Wanita Di Gaza Minum Pil Penunda Menstruasi
Baca Juga: Israel Adalah Penjajah dan Genosida ini Pernyataan Sikap Forum Pemred PRMN Atas Situasi di Palestina
Namun, perjuangan mereka tidak berakhir di situ. Saat proses persalinan mendekat, wanita-wanita hamil Palestina harus menghadapi kenyataan yang pahit.
Sebagian dari mereka yang harus menjalani operasi caesar harus melakukannya tanpa pembiusan, dan prosedur ini terkadang dilakukan dengan sumber daya yang terbatas.
Salah satu kisah tragis adalah milik Raneem Hejazi, seorang wanita hamil tua. Tempat tinggalnya dihantam oleh serangan militer Israel, dan dia terperangkap dalam reruntuhan bangunan yang telah hancur. Tangan dan kakinya luka parah, tetapi dalam keajaiban, dia dan janin yang ada dalam rahimnya masih hidup.