Network
JURNAL NGAWI - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengungkapkan harapannya pada Senin (26/2/2024) bahwa gencatan senjata di Gaza bisa terwujud pada awal pekan depan.
Pernyataan ini disampaikan dalam kunjungannya ke New York, di mana ia menjelaskan bahwa perwakilan dari Mesir, Qatar, Amerika Serikat, dan Prancis telah bertindak sebagai perantara dalam upaya menghentikan pertempuran dan pembebasan sandera di Gaza.
Krisis kemanusiaan di wilayah Palestina menjadi latar belakang dari upaya gencatan senjata ini. Mesir, Qatar, dan AS bersama dengan Prancis telah aktif berperan dalam mediasi antara Israel dan Hamas.
Kesepakatan yang sedang diperjuangkan mencakup tidak hanya gencatan senjata tetapi juga pertukaran puluhan sandera yang ditahan oleh Hamas dengan ratusan warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel.
"Penasihat keamanan nasional memberi tahu saya bahwa kita sudah dekat, tetapi belum selesai," ungkap Biden saat ditanya oleh wartawan. "Harapan saya adalah Senin depan kita bisa melakukan gencatan senjata," tambahnya.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, menyatakan bahwa pihaknya sedang bekerja keras untuk mencapai kesepakatan tersebut. "Kami berada di tahap yang sangat mendekati kesepakatan ini, tetapi masih ada beberapa aspek yang perlu diselesaikan," ujarnya.
Setelah pertemuan di Paris, perwakilan Mesir, Qatar, dan AS melanjutkan pembicaraan di Doha. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan Israel dan Hamas.
Menurut media Mesir, diharapkan gencatan senjata dapat terwujud sebelum bulan suci Ramadan, yang akan dimulai beberapa minggu mendatang.
Upaya mediasi ini diharapkan dapat meredakan ketegangan dan membuka jalan menuju perdamaian di wilayah yang telah lama dilanda konflik ini.
