JURNAL NGAWI - Kementerian ESDM akan memprioritaskan anggaran tahun 2022 senilai Rp 5,8 miliar untuk mitigasi bencana. Salah satunya, modernisasi alat deteksi dini.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial di Jakarta mengatakan, Kementerian ESDM dalam melakukan mitigasi bencana kegeologian. Peralatan pengamatan gunung api yang ada di lapangan dinilai beberapa pihak masih belum ideal. Padahal ketangguhan dan keandalan peralatan mitigasi sangat menentukan efektivitas penanganan bencana kegeologian.
"Sebagian besar peralatan mitigasi itu sudah lama beroperasi. Peralatan itu perlu dimodernisasi," ujar Ego.
Baca Juga: Kementerian ESDM Kaji Pengembangan Wilayah Relokasi Warga Terdampak Awan Panas Gunung Semeru
Melalui modernisasi teknologi, sambung Ego, penanganan mitigasi bencana jauh lebih maksimal lantaran perangkat tersebut mampu memberikan informasi cepat dan akurat terhadap akvitas kegeologian yang terjadi.
Kementerian ESDM pun akan mengambil langkah-langkah strategis terutama dalam pengalokasian anggaran mengupayakan modernisasi peralatan kegeologian sebagai program prioritas.
"Ini terkait proteksi masyarakat di masa mendatang. Apalagi sebagian besar masyarakat kita tinggal di wilayah rawan bencana, ring of fire. Makanya, mitigasi bencana adalah hal yang paling penting," jelas Ego.
Baca Juga: Hari Kelima Pasca Erupsi Gunung Semeru, Korban Meninggal Dunia Bertambah jadi 43 Jiwa
Guna melakukan modernisasi alat pantau, pembiayaan untuk melakukan mitigasi bencana di tahun 2022 perlu ditingkatkan.