Network
JURNAL NGAWI - Suporter Timnas Indonesia menuntut Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk memberikan penjelasan terkait polemik jersey merah putih Timnas, termasuk transparansi dalam proses penunjukan Erspo sebagai pihak yang memproduksi jersey tersebut.
Ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia, Ignatius Indro, menyampaikan keprihatinan melalui media sosial terkait isu ini. Tagar #BoikotErspo mulai ramai sejak Sabtu (30/3/2024), mencerminkan ketidakpuasan suporter terhadap jersey Timnas yang diproduksi oleh Erspo.
"Ada kabar yang beredar bahwa Erspo bukan bagian dari Erigo, meskipun pada Oktober 2023, PSSI telah mengumumkan bahwa Erigo dan Bocorocco menjadi official apparel Timnas Indonesia 2024-2025," ujar Indro.
Indro menegaskan bahwa kritik terhadap kualitas jersey Timnas adalah hal yang wajar, terutama mengingat kualitas yang tidak sebaik produksi sebelumnya. "Logo Garuda tampaknya hanya ditempel tanpa menyerap keringat, sementara harga yang ditetapkan terlalu tinggi," tambahnya.
Harga yang mencapai Rp599 ribu untuk replika dan Rp1,2 juta untuk kategori player issued dianggap sebagai kendala besar bagi para suporter. Indro menegaskan bahwa suporter mendukung produk UMKM lokal, tetapi prosesnya harus transparan dan kualitasnya tidak boleh dipertanyakan.
"Jersey Timnas bukan hanya kebanggaan para pemain sepak bola, tetapi juga kebanggaan para suporter dan seluruh masyarakat Indonesia," tegas Indro.
Sebelumnya, desainer jersey Timnas, Ernanda Putra, memberikan tanggapan atas kritik yang dilontarkan oleh pemerhati sepak bola, Justinus Lhaksana, melalui media sosial.
Tanggapan tersebut memicu seruan boikot terhadap Erspo, sehingga Ernanda dan Erspo kemudian meminta maaf melalui pernyataan resmi di platform media sosial.***
