Kanada Juara Grup H FIBA World Cup 2023 Usai Beri Latvia Kekalahan Pertama

30 Agustus 2023, 10:54 WIB
Pemain Kanada Rj Barrett memasukkan bola saat melawan Latvia /Foto : fiba.basketball

JURNAL NGAWI - Timnas basket Kanada berhasil memastikan dominasi mereka di Grup H FIBA World Cup 2023 dengan kemenangan gemilang, menegaskan posisi mereka sebagai salah satu pesaing kuat untuk gelar juara. Mereka berhasil mengatasi perlawanan dari tim kejutan Latvia dalam pertandingan terakhir Grup H di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada Selasa (29/8/2023) malam dengan skor akhir 101-75.

Kemenangan ini adalah yang ketiga bagi Kanada setelah sebelumnya sukses mengalahkan Prancis dan Lebanon. Namun, Latvia harus merasakan kekalahan pertama mereka di fase grup ini. Meski demikian, Latvia tetap berhasil melaju ke babak selanjutnya sebagai wakil dari Grup H dalam babak grup kedua (Grup L).

Pada babak Grup L, Kanada dan Latvia akan berhadapan dengan dua tim wakil dari Grup G. Hasil dari pertandingan di grup masing-masing, ditambah dua pertandingan di Grup L, akan diakumulasi untuk menentukan dua tim yang berhak melangkah ke perempat final yang akan diadakan di Manila, Filipina.

Latvia berhasil menggebrak pada kuarter pertama dengan mencetak lima tembakan tiga angka yang sukses masuk, membawa tim asuhan Luca Banchi memimpin 23-12 pada akhir kuarter pertama.

 

 Baca Juga: FIBA World Cup 2023 Tim Kuda Hitam Lebanon Persulit Prancis

Namun, Kanada cepat menyesuaikan strategi mereka, terutama dalam pertahanan untuk menghambat efektivitas tembakan tiga angka dari Latvia. Shay Gilgeous-Alexander berperan penting dalam memimpin rekan-rekannya dengan mengamankan rebound, mencuri bola, memberikan assist, serta mencetak enam poin, yang mengantarkan Kanada berbalik unggul dengan skor 43-42.

Kanada semakin mengendalikan pertandingan pada kuarter ketiga. Sebaliknya, Latvia kesulitan mencetak poin seperti di kuarter pertama. Upaya serangan dari Latvia terkendala oleh pertahanan rapat dari Kanada. Ketika mendapat peluang tembakan, bola-bola yang dilepaskan tidak lagi mampu mencapai sasaran dengan baik. Dari delapan tembakan tiga angka yang ditembakkan pada kuarter ini, satu pun tidak berhasil masuk. Akibatnya, Latvia semakin tertinggal dengan skor 57-67.

Tak banyak perubahan pada kuarter keempat. Latvia hanya berhasil mencetak 18 poin sementara kebobolan 34 poin, sehingga akhirnya menyerah dengan skor akhir 75-101.

Shai Gilgeous-Alexander tampil sebagai pemain terbaik dalam pertandingan ini dengan mencatatkan 27 poin, 6 rebound, 6 assist, dan 2 steal untuk Kanada. RJ Barrett juga memberikan kontribusi dengan 22 poin dan 5 rebound. Kelly Olynyk menyumbangkan 15 poin, 6 rebound, dan 4 assist, sementara Nickeil Alexander-Walker turut mencetak 14 poin, 5 rebound, dan 2 assist.

Baca Juga: Pelatih Timnas Shin Tae Yong dan Indra Sjafri Antusias Saksikan FIBA World Cup 2023

Dari kubu Latvia, Andrejs Grazulis mencetak 16 poin, sementara Rodions Kurucs berhasil mencatat double-double dengan 14 poin dan 10 rebound, dan Arturs Zagars menyumbangkan 11 poin.

Efektivitas tembakan tiga angka dari Latvia mengalami penurunan menjadi 28 persen (10/36) dalam pertandingan ini, dibandingkan dengan sebelumnya 40 persen (14/35). Di sisi lain, Kanada mencatatkan akurasi 41 persen (16/49) dalam tembakan tiga angka.

Pelatih Latvia, Luca Banchi, memberikan apresiasi kepada tim Kanada yang tampil solid. Ia juga mengakui ketajaman tembakan tiga angka dari tim lawan. Namun, ia tetap bangga dengan performa timnya, mencatat bahwa semangat dan fokus para pemainnya tetap terjaga. "Kami menghadapi pertandingan yang berat, tetapi kami berhasil menunjukkan semangat, energi, dan tekad kami untuk bermain sesuai dengan gaya permainan kami," ujar Luca Banchi.

Meskipun demikian, ia mengakui kesulitan timnya dalam menyaingi kekuatan fisik dan keterampilan individu para pemain Kanada. Ia menilai hal ini sebagai hal yang wajar mengingat perbedaan kekuatan, terutama saat intensitas permainan semakin tinggi. Secara keseluruhan, Luca Banchi merasa bangga dengan semangat juang yang ditunjukkan oleh timnya dalam turnamen Piala Dunia Basket ini.

Shai Gilgeous-Alexander sendiri mengakui bahwa timnya tidak memulai pertandingan sebagaimana yang diharapkan. Mereka kesulitan untuk menemukan ritme permainan mereka sejak awal. Namun, dengan perubahan strategi dan semangat yang ditingkatkan, Kanada mampu membalikkan keadaan. Mereka lebih kuat dalam pertahanan, mengamankan rebound, dan menjalankan operan-operan yang efektif. "Kami mulai bermain sesuai dengan rencana kami dan perlahan-lahan kami mampu mengendalikan jalannya pertandingan," ungkap Shai Gilgeous-Alexander.

Baca Juga: Profil 24 Pemain Timnas Senior Fifa Match Day September Tanpa Pemain dari Persebaya, Bali United, dan PSS

Pelatih Kanada, Jordi Fernandez, menyebutkan kutipan lirik dari lagu "Ironic" yang menggambarkan situasi timnya. Ia menyadari bahwa timnya tampil kurang baik dalam pertandingan tersebut. Namun, ia menekankan peran penting yang dimainkan oleh Nickeil Alexander-Walker sebagai pemain yang mengubah jalannya pertandingan. Dengan masuknya Alexander-Walker, timnya berhasil membalikkan situasi dengan permainan keras dan efektif, terutama dalam tembakan tiga angka.

"Saya sangat senang dengan upaya kolektif yang kami tunjukkan dalam tiga kuarter berikutnya setelah mengalami kesulitan di kuarter pertama. Ini adalah momen penting bagi kami, dan kami merasa senang atas hasilnya," kata Jordi Fernandez.***

Editor: Zayyin Multazam Sukri

Sumber: FIBA

Tags

Terkini

Terpopuler