Network
JURNAL NGAWI – Sebuah cerita rakyat di Jerman, konon pada perayaan malam natal, sungai akan berubah menjadi anggur, hewan berbicara satu sama lain, bunga pohon berbuah, gunung terbuka untuk mengungkapkan permata berharga, dan lonceng gereja dapat terdengar berdering dari dasar laut.
Tentu saja, hanya yang murni hatinya yang dapat menyaksikan keajaiban. Ini merupakan sebuah cerita rakyat atau menurut kepercayaan masyarakat setempat.
Faktanya, ada begitu banyak perayaan yang harus dimulai pada tanggal 6 Desember, Hari St. Nicholas atau kemudian disebut dengan Froehliche Weihnachten atau diartikan sebagai tradisi liburan Jerman.
Baca Juga: Sejarah Pohon Natal dan Cerita Diadopsinya Pohon Cemara Sebagai Pilihan Pohon Natal
Terhitung sejak tanggal 6 Desember maka akan banyak liburan hingga perayaan yang dilaksanakan di negara ini. Seperti di banyak negara Eropa lainnya, pada malam 6 Desember anak-anak meletakkan sepatu atau sepatu bot di dekat perapian.
Pada malam hari, St Nicholas, santo pelindung anak-anak, melompat dari rumah ke rumah membawa buku dosa di mana semua kesalahan anak-anak ditulis. Jika sudah bagus, dia mengisi sepatu atau sepatu bot dengan makanan liburan yang lezat. Jika mereka belum baik, sepatu mereka diisi dengan ranting.
21 Desember, konon hari terpendek (longest night) dalam setahun, dijuluki Hari St. Thomas. Di beberapa bagian Sauerland, siapa pun yang bangun terlambat atau datang terlambat untuk bekerja pada hari itu diberi gelar "Thomas Donkey."
Baca Juga: Macam-Macam Perayaan Pergantian Tahun Baru di Asia Tenggara, Mulai dari Serba Bulat Sampai Begadang
Mereka diberi keledai kardus dan menjadi bahan lelucon sepanjang hari. Tapi pelecehan lembut ini berakhir dengan nikmat dengan roti kismis bulat es yang disebut Thomasplitzchen.
