Ramalan dan Cerita 'Prabu Jayabaya' Ditayangkan di Televisi Asing, Berikut Ramalan Sang Prabu

- 1 Januari 2022, 13:15 WIB
Gambar Tangkapan layar pada televisi web Supreme Master TV
Gambar Tangkapan layar pada televisi web Supreme Master TV /Jurnal Ngawi/Gambar Supreme Master TV

JURNAL NGAWI - “Akan ada pasar tanpa keramaian.” Nubuat juga mengungkapkan bahwa akan ada pasar tanpa kerumunan orang. Dengan teknologi saat ini, memang banyak pasar saat ini yang tidak bersuara dan tidak ramai, karena transaksi jual beli dilakukan secara online." (Petikan ramalan Prabu Jayabaya yang ditayangkan di televisi dunia Supreme Master TV)

Cerita dan ramalan-ramalan Prabu Jayabaya Raja Agung Widarba yang merupakan sosok raja agung kerajaan Kediri Jawa Timur pada abad ke-12, diceritakan dalam bentuk seri web yang terbagi dalam 15 Episode oleh Supreme Master Television.

Pada keterangan persnya, Supreme Master TV menjelaskan, ia merupakan saluran TV online nirlaba dunia, yang mengudara 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Tv saluran internasional yang konstruktif, fokus pada berita dan program inspirasi, perdamaian, teladan tokoh kemanusiaan, dan cara hidup mulia.

Baca Juga: Peramal Buta 'Baba Vanga' Ramal Enam Peristiwa di Tahun 2022

Berikut petikan tentang cerita dan ramalan Prabu Jayabaya, dilansir dari Super Master Television internasional;
Raja Jayabaya paling terkenal dengan ramalan yang dikaitkan dengannya. Meskipun naskah aslinya tidak bertahan, ramalannya telah diturunkan secara lisan dan dicatat oleh penyair di kemudian hari, dalam buku-buku seperti “Serat Musarar,” “Serat Pranitiwakya,” dan terutama koleksi terkenal berjudul “Prelambang Jayabaya.”

Ramalan Raja Jayabaya berikut ini sangat populer di kalangan masyarakat, “Kerbau putih akan datang untuk memerintah Jawa, dan mereka akan tinggal untuk waktu yang lama; mereka akan digantikan oleh [orang bertubuh pendek] kuning, yang hanya akan bertahan seumur hidup tanaman jagung; kemudian, setelah masa kekacauan, Jawa akan kembali ke rakyatnya sendiri.”

Di sini diprediksi bahwa kepulauan Indonesia akan diperintah oleh ras "putih" untuk waktu yang lama, kemudian ras "kuning" untuk waktu yang singkat (diwakili oleh masa hidup tanaman jagung yang singkat), kemudian menjadi mulia dan mandiri lagi. Ramalan ini menjadi kenyataan dengan 300 tahun penjajahan Indonesia oleh Belanda (ras kulit putih) dari abad ke-18 hingga ke-20. Kekalahan Jepang atas Belanda di Indonesia pada tahun 1942 sebenarnya disambut dengan suka cita, karena orang Jawa memandangnya sebagai realisasi dari ramalan berusia 800 tahun itu.

Baca Juga: Korban Tewas Akibat Topan Rai di Filipina Melampaui Angka 400 Orang

Bangsa Jepang (ras kuning) kemudian menduduki Indonesia hingga tahun 1945, atau tiga setengah tahun sebelum Indonesia merdeka pada Agustus 1945. Setelah itu, negara ini berkembang menjadi ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Ramalan Raja Jayabaya memiliki pengaruh besar di benak banyak orang Indonesia hingga hari ini, dan para peneliti masih mempelajarinya, karena banyak dari apa yang dia prediksi telah terjadi.

Ramalan Raja adalah cerminan dari peristiwa masa depan, tetapi juga mengandung peringatan bahwa orang harus selalu kembali ke ajaran kebaikan moral dan mengingat identitas sejati mereka yang sebenarnya milik Tuhan. Misalnya, Raja Jayabaya menulis, “Tansah eling lan waspodo,” artinya, “Selalu ingat Diri Sejati dan waspada." Pepatah ini masih dihargai antara orang-orang Jawa yang berpikiran rohani.

Halaman:

Editor: Anwar Thohir

Sumber: suprememastertv.tv


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah