Meta Minta Maaf Usai Translate Kata 'Palestina' Jadi 'Teroris' di Instagram

- 23 Oktober 2023, 16:54 WIB
Logo Meta Platforms terlihat di Brussels, Belgia pada tanggal 6 Desember 2022.
Logo Meta Platforms terlihat di Brussels, Belgia pada tanggal 6 Desember 2022. /REUTERS/Yves Herman/

JURNAL NGAWI - Meta, perusahaan induk yang mengelola platform media sosial terkenal seperti Facebook dan Instagram, telah meminta maaf setelah muncul kontroversi terkait terjemahan kata "teroris" dalam profil beberapa pengguna Palestina.

Menurut The Guardian, masalah ini telah memengaruhi pengguna yang menggunakan kata "Palestina" dalam profil mereka dalam bahasa Inggris, disertai emoji bendera Palestina dan frasa Arab "alhamdulillah," yang diterjemahkan sebagai "Praise be to God" dalam bahasa Inggris.

Namun, ketika pengguna mengklik tombol "lihat terjemahan," terjemahan bahasa Inggris yang muncul menyebutkan, "Alhamdulillah, teroris Palestina berjuang untuk kebebasan mereka."

Kontroversi ini mencuat setelah seorang pengguna TikTok dengan nama pengguna @ytkingkhan mengunggah video yang menyoroti kesalahan terjemahan ini di akun Instagram miliknya. Video tersebut menjadi viral di seluruh dunia maya, mengundang perhatian luas.

Baca Juga: BTS Army Indonesia Galang Dana Peduli Palestina, Dapat Rp1,02 Miliar Dalam 4 Hari

Baca Juga: Honda Luncurkan Skuter Klasik Baru, SH125i Vetro: Inovasi Terbaru dari Honda untuk Penggemar Skutik Retro

Meta segera merespons masalah ini dengan mengeluarkan permintaan maaf resmi. Perusahaan tersebut mengakui adanya "masalah terjemahan bahasa Arab yang tidak tepat" dalam beberapa produk mereka. Juru bicara Meta menyampaikan permintaan maaf kepada The Guardian, mengungkapkan rasa penyesalan mereka atas insiden ini.

Perlu dicatat bahwa masalah ini muncul dalam konteks ketegangan yang lebih luas di platform Meta. Beberapa pengguna telah mengklaim bahwa Meta membatasi konten yang mendukung warga Palestina selama perang Israel-Gaza. Mereka juga menuduh perusahaan media sosial ini mengurangi jangkauan postingan mereka, sehingga kurang mungkin muncul di feed orang lain.

Meta, di sisi lain, membela tindakan mereka dengan menyatakan bahwa mereka telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi penyebaran konten berbahaya di platform mereka sejak konflik antara Hamas dan Israel dimulai.

Halaman:

Editor: Zayyin Multazam Sukri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x