JURNAL NGAWI - Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, hampir dapat dipastikan sebagai pemenang Pilpres 2024.
Keberhasilan mereka mengungguli pasangan-pasangan lainnya dalam berbagai hitungan cepat lembaga survei menunjukkan dominasi yang kuat, bahkan di kandang-kandang kuat lawan politik mereka.
Pasangan Prabowo-Gibran meraup suara terbanyak di banyak wilayah, mengungguli Paslon 01 Anies-Muhaimin dan Paslon 03 Ganjar Mahfud.
Hal ini menjadi fakta menarik dalam dinamika politik Indonesia, terutama mengingat Prabowo-Gibran mampu mengungguli rival-rivalnya di beberapa daerah yang dianggap sebagai basis kuat lawan politik.
Baca Juga: PSI Gagal Manfaatkan Jokowi Di Pemilu 2024, Gagal Lolos Ke Senayan Untuk Ke Dua Kali
Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam sebuah wawancara di kanal YouTube TvOne, data menunjukkan kemenangan yang besar bagi pasangan nomor urut 02. Mereka unggul di berbagai wilayah, kecuali Aceh.
Namun, yang menjadi sorotan utama adalah keberhasilan mereka menembus "kandang banteng" Partai PDI Perjuangan, terutama di daerah seperti Bali dan Jawa Tengah.
Kemenangan ini tidak lepas dari pengaruh Presiden Jokowi dalam politik nasional. Meskipun tidak menjadi bagian dari koalisi pemerintah, Prabowo-Gibran berhasil memanfaatkan momentum politik yang ada untuk mengukuhkan posisinya.
Bahkan, mereka mampu mengalahkan pasangan yang diusung oleh PDIP, partai yang berada di belakang pemerintahan saat ini.
Sementara itu, Paslon nomor 3 yang diusung oleh PDIP mengalami kekalahan total di kandang sendiri, terutama di Bali dan Jawa Tengah.
Baca Juga: Ganjar-Mahfud Unggul di TPS Luar Negeri, Dominasi Suara dari Sejumlah Negara
Ini merupakan sinyal kuat akan perubahan dinamika politik di Indonesia, di mana kekuatan tradisional seperti PDIP pun tidak lagi dapat dianggap sebagai jaminan kemenangan mutlak.
Kemenangan telak Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024, termasuk keberhasilan mereka meraih suara di kandang banteng lawan politik mereka, menjadi bukti kuat akan perubahan politik yang terjadi di Indonesia.
Sinyal ini juga menunjukkan bahwa pengaruh personalitas dan strategi politik mampu mengatasi kekuatan partai politik yang mapan.
Sebuah babak baru dalam sejarah politik Indonesia telah dimulai, di mana dinamika yang lebih kompleks dan dinamis menjadi ciri khasnya.***